Teks Khutbah Idul Fitri: Jadikan Hari Lebaran Ini Sebagai Momentum Mengerdilkan yang Selain Allah

15 April 2023, 15:29 WIB
Teks Khutbah Idul Fitri: Momentum Mengerdilkan yang Selain Allah /JG/Rizka/Pixabay mohamed_hassan

JURNAL GAYA- Berikut ini ada Teks Khutbah Idul Fitri 2023 yang bisa dijadikan sebagai ide ceramah setelah memimpin shalat id. 

Teks Khutbah Idul Fitri 2023 yang kami berikan ini akan selalu kami update selama bulan suci Ramadhan di Jurnal Gaya.

Teks Khutbah Idul Fitri 2023 akan kami sajikan untuk pembaca dengan berbagai macam judul. 

Baca Juga: Teks Khutbah Idul Fitri: Urgensi Menjaga Keselarasan Lahir Batin Bagi Umat Islam

Anda bisa menggunakan Teks Khutbah Idul Fitri 2023 ini sebagai ide ceramah untuk persiapan ketika memberikan khutbah kepada jamaah shalat id nanti.

Seperti yang dikutip Jurnal Gaya dari laman Bincang Syariah, inilah Teks Khutbah Idul Fitri 2023 tentang Menjadikan Idul Fitri Sebagai Momentum Mengerdilkan yang Selain Allah .

Assalamualaikum wr.wb

Hadirin Rahimakumullah

Hari Raya Idul Fitri identik dengan takbir. Takbir dikumandangkan sejak matahari terakhir di bulan Ramadan tenggelam hingga menjelang shalat Id dilaksanakan.

Dalam shalat Id pun, takbir dibaca baca berulang. Tujuh kali untuk rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua. 

Dalam al-Sunan al-Kubra lil Baihaqi disebutkan,

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَبَّرَ فِي الْعِيدَيْنِ، يَوْمَ الْفِطْرِ، وَيَوْمَ الْأَضْحَى، سَبْعًا وَخَمْسًا، فِي الْأُولَى سَبْعًا، وَفِي الْآخِرَةِ خَمْسًا، سِوَى تَكْبِيرَةِ الصَّلَاةِ  

“Sesungguhnya Rasulullah Saw, bertakbir pada dua (sholat Id) yakni Idul Fitri dan Idul Adha tujuh kali dan lima kali. Pada rakaat pertama tujuh kali, rakaat terakhir lima kali selain takbir sholat .” (al-Sunan al-Kubra lil Baihaqi, 3/404)

Baca Juga: Teks Khutbah Idul Fitri: 5 Hal Penting Tentang Ibadah yang Harus Umat Islam Ketahui

Demikian pula dalam khutbah yang dilangsungkan seusai shalat Id. Dalam khutbah Idul Fitri takbir dibaca berulang-ulang.

Pada khutbah pertama disunnahkan untuk memulainya dengan takbir sebanyak sembilan kali.

Sementara dalam khutbah kedua, sunnah hukumnya memulai dengan takbir sebanyak tujuh kali (Fathul Qarib al-Mujib, 102).

Ma’asiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Lalu apa sebenarnya makna takbir? Apa pula pelajaran yang bisa dipetik dari identiknya Lebaran dengan takbir ini?

Secara sederhana, takbir adalah mengagungkan Allah serta meyakini bahwa tiada sesuatupun yang lebih besar dan lebih agung daripada Allah.

Dengan demikian, di bawah keagungan Allah, menjadi kecil setiap sesuatu yang besar (Fiqh al-Ad’iyah wa al-Azdkar, 1/285).  

Hal ini selaras dengan firman Allah dalam Hadis Qudsi, 

الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي، وَالْعَظَمَةُ إِزَارِي، فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا، قَذَفْتُهُ فِي النَّارِ

“Kebesaran adalah selendangku, sedang keagungan adalah sarungku. Barangsiapa merampas salah satunya dari-Ku maka pasti Ku-campakkan dia ke dalam neraka” (Sunan Abi Daud, 4/59).

Baca Juga: Teks Khutbah Idul Fitri: 5 Fitrah yang Harus Dikembalikan oleh Ibadah Puasa dan Pelajaran Berharga di Ramadhan

Menjelaskan Hadis Qudsi yang dibacakan tadi, al-Khattabi dalam Ma’alim al-Sunan mengatakan,

أن الكبرياء والعظمة صفتان لله سبحانه اختص بهما لا يشركه أحد فيهما ولا ينبغي لمخلوق أن يتعاطاهما، لأن صفة المخلوق التواضع والتذلل

“Bahwa kebesaran dan keagungan adalah adalah dua sifat eksklusif milik Allah yang tidak dimiliki oleh selain Allah. juga tidak layak bagi makhluk merampas dua sifat ini lantaran sifat makhluk adalah tawadlu dan merendah.” (Ma’alim al-Sunan, 4/196)

Sejatinya Idul Fitri yang identik dengan takbir mengajarkan hal penting. Yaitu bahwa semuanya, bahkan sesuatu yang dianggap besar sekali pun tidak mungkin menandingi Kebesaran Allah.

Jika dalam keseharian manusia cenderung mengagungkan pangkat dan jabatan, mendewakan popularitas, karir, dan keterkenalan, membangga-bangkan nasab, capaian dan prestasi.

Maka dengan adanya Idul Fitri kita kembali diingatkan bahwa semua itu tak ada apa-apanya. Sebab yang Maha Besar dan Maha Agung hanyalah Allah semata.

Ma’asiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Idul Fitri harus kita jadikan momentum untuk membesarkan dan mengangungkan Allah serta mengerdilkan selain-Nya, termasuk diri kita sendiri.

Secara bersamaan, Idul Fitri menjadi ajang untuk membersihkan diri dari pengagungan yang berlebihan kepada selain Allah.

Juga dari sifat sombong dan ujub yang dalam kajian tasawuf menjadikan kita terhijab dari Allah. 

Demikian khutbah Idul Fitri tentang Menjadikan Idul Fitri Sebagai Momentum Mengerdilkan yang Selain Allah

Semoga di hari yang fitri ini kita mampu membersihkan diri dari penyakit sombong dan semoga di hari yang istimewa ini Allah terima ibadah puasa kita.

Sekian Teks Khutbah Idul Fitri 2023. Jika Anda suka maka kami akan menyediakan teks lainnya agar bisa dijadikan ide ceramah Anda.***

Editor: Dini Budiman

Sumber: Bincang Syariah

Tags

Terkini

Terpopuler