Mengintip Kehidupan Wisma Atlet, Pasien Covid-19 Bisa Pesan Makanan via Ojek Online

18 September 2020, 20:51 WIB
Tb Ardi Januar beberapa waktu lalu saat dinyatakan positif Covid-19. /

JURNALGAYA - Bagi kamu yang berpikir, pasien Covid-19 terkungkung di ruang isolasi tak bisa berbuat apapun, kamu salah.

Pasien Covid-19 di Wisma Atlet yang kebanyakan OTG (orang tanpa gejala itu menjalankan kehidupan seperti biasa. Mereka tetap berolahraga, berjemur, mengobrol, berkegiatan, bahkan memesan makanan via GoFood ataupun GrabFood.

Hal itu disampaikan TB Ardi Januar. Beberapa waktu lalu, ia dan istrinya dinyatakan positif Covid-19. Setelah itu, mereka dirawat 20 hari di Wisma Atlet.

Baca Juga: 2,8 Juta Nomor Rekening Penerima BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 4 Disetorkan, Cek di Sini

"Namanya ikhtiar untuk sembuh, selain disiplin minum obat yang berikan dokter, istirahat cukup, ikhlas, semangat, saya minum madu, jahe, dan memakan apa yang saya suka," tutur pria yang akrab disapa Tebe dalam IG Live-nya.

Begitupun dalam hal makanan. Untuk meningkatkan selera makan, ia beberapa kali memesan makanan via aplikasi ojek online.

"Bisa memesan makanan. Nanti makanannya disimpan di bawah. Jadi kita ga bisa mengambil langsung (ke pengemudi ojol)," katanya menjelaskan.

Ujian hidup

Dirangkum Jurnalgaya dari IG Live dan Facebook, Tebe menceritakan perjalanan 20 harinya setelah dinyatakan positif Covid-19.

Tak pernah terbayangkan oleh Tebe, seorang diri meninggalkan rumah di sore hari menggunakan ambulans sambil membawa koper berisi perlengkapan.

Baca Juga: Pengalaman Pasien Covid-19 Dirawat 20 Hari di Wisma Atlet: yang Penting Jangan Stres

Sementara dari kejauhan, anak-anak nampak bersedih sambil melambaikan tangan. Sekilas ia berpikir, mungkin bagi anak-anak, corona begitu menakutkan dan mematikan. Hari itu pun seperti momen untuk perpisahan.

Pria yang akrab disapa Tebe ini positif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab. Selain Tebe, istri dan sopirnya ikut positif. Sedangkan ketiga anak, ibu, dan teman-temannya negatif Covid-19.

"Saya berusaha tetap tenang dan duduk di belakang membuka jendela sambil membalas senyuman anak-anak. Saya tidak mau bersedih di depan mereka. Saya lantas melaju pergi dengan ambulans yang sirinenya sengaja tidak dinyalakan," ungkap Tebe yang dirangkum Jurnalgaya dari IG Live dan akun Facebooknya.

Begitu tiba di kawasan Wisma Atlet Kemayoran, ia turun dan diarahkan masuk ke salah satu tower untuk melakukan registrasi. Kemudian ia dibawa ke ruang IGD untuk menjalani cek kesehatan. Mulai dari pengambilan sample darah, cek jantung, dan cek lain-lainnya.

Baca Juga: Jabar Bentuk Tim Khusus dan Rencana Aksi untuk Tekan Kasus Covid-19

"Saya berbaring dengan alat medis menempel di badan, tangan hingga kaki, sambil di kelilingi petugas medis berpakaian APD lengkap tanpa saya tahu seperti apa wajah mereka. Bahkan, saya tak tahu saat itu mereka tersenyum atau cemberut karena wajahnya tertutup rapat. Hanya ada nama dan nomor yang ditulis spidol di dada mereka," tutur Tebe.

"Dalam hati saya berkata, mimpi apa semalem bisa di kelilingi beginian,” tambahnya.

Sekitar 40 menit kemudian, seorang tenaga medis bernama Aulia datang menghampiri dan mengantarnya ke ruangan. Ia menjelaskan dengan singkat kamarnya dan meminta menghubungi tenaga medis bila ada sesuatu.

Keesokan harinya, istrinya datang menyusul. Mereka ditempatkan di satu ruangan yang berisi dua tempat tidur.

Setiap pagi, mereka berjemur dan berolahraga mengelilingi wisma. Saat sore hari, ia naik ke rooftop di lantai 32 untuk melihat senja Ibukota. Selebihnya mereka mengobrol, ngepel, nyuci, dan menjalani hari dengan segala keterbatasan.

Baca Juga: Rizky Billar: Lesti Sosok yang Aku Butuhkan

Hari demi hari teman semakin bertambah. Baik dari pasien senasib seperjuangan, hingga para relawan medis yang merawat. Tebe dan istrinya saling mengenalkan diri, saling menyemangati, hingga akhirnya diskusi kesana kemari.

"Ada tentara, birokrat, pengusaha, pedagang, karyawan, pensiunan, hingga anak-anak muda. Kami sampai membuat grup WA yang isinya pasien covid semua," ungkap dia.

Awalnya ia menganggap ini musibah, tapi lama-lama ia anggap ini anugrah dan jalan untuk mengucap syukur kepada Allah.

"Bagaimana tidak bersyukur, dengan mata kepala saya melihat ada seorang Bapak datang ke Wisma Atlet sendiri pada sore hari padahal istrinya baru meninggal dunia tadi pagi."

"Ada seorang Bapak negatif covid tapi harus menemani anaknya yang masih kecil karena positif. Ada anak bayi yang masih menyusui dinyatakan positif dan harus ditemani oleh ibunya yang negatif. Ada seorang ibu yang harus dikucilkan tetangga karena covid melanda," tambah dia.

Tenaga Medis

Belum lagi cerita tentang tenaga medis. ia mengira selepas jam kerja, mereka pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarga.

Tapi ternyata mereka tidak pulang dan harus menjalani karantina di wisma. Selama berbulan-bulan mereka jauh dengan keluarga demi tugas mulia.

Baca Juga: Lesti Kejora dan Rizky Billar Jawab Tuduhan soal Kedekatan Mereka yang Setingan

"Saya hanya pakai masker, sementara para tenaga medis harus menggunakan APD lengkap menutupi tubuh selama delapan jam. Tak bisa makan, tak bisa minum, tak bisa buang air kecil dan buang air besar."

Bahkan beberapa dari mereka terpaksa harus pakai pampers karena khawatir kebelet BAK atau BAB. Rasa gerah sudah pasti mereka hadapi.

Suatu pagi, ada seorang tenaga medis datang berkabar dan bercerita sambil menangis. Dia pamit harus pulang ke kampung halaman karena istrinya sedang kritis.

Belum lagi tenaga medis yang berubah menjadi pasien karena terpapar virus covid yang sangat bengis.

Hampir tiga pekan berada di Kemayoran, Tebe mendapat banyak pelajaran. Hikmahnya, ia mendapat banyak pengalaman dan makin bertambah teman.

Kini ia dan istrinya sudah kembali ke rumah setelah dinyatakan negatif Covid-19. Bagi petugas medis, ia menaruh rasa hormat dan bangga.

Baca Juga: Ini Dia 9 Aktor Korea Paling Dipuja Versi Netflix

"kalian adalah orang-orang hebat dan pilihan. Meninggalkan keluarga berbulan-bulan demi merawat kami yang sedang diberikan cobaan. Kalian tidak hanya berjasa di mata insan, tetapi juga mulia di mata Tuhan. Kemarin kami tidak mengenal siapa kalian, tapi siapa sangka kalian akan mengisi lembaran sejarah kehidupan," ungkap dia.

Untuk mereka yang masih bertahan dan berjuang melawan Covid-19, ikhlaslah, tetap semangat, dan disiplin. Minum obatnya yang diberikan dokter, istirahat yang cukup, dan jangan stress.

Yang terpenting untuk bisa sembuh dari Covid-19 adalah menjaga fisik dan psikis.

Editor: Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler