HEBOH Tsunami 20 Meter: Pahami, Begini Ciri-ciri Tsunami Datang Menurut BMKG

29 September 2020, 22:51 WIB
Ilustrasi tsunami. /PEXELS/Jess Vide

JURNALGAYA - Akhir-akhir ini masyarakat dihebohkan dengan pemberitaan tsunami setinggi 20 meter yang kemungkinan terjadi Selatan Jawa.

Hasil kajian dari Institut Teknologi Bandung (ITB) diharapkan tidak membuat masyarakat panik, tapi menjadikan berbagai pihak lebih waspada dan memperkuat mitigasi.

Melihat keriuhan masyarakat, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) angkat bicara.

Baca Juga: Kesaksian Anak Korban PKI: Siapa yang Keluar Saya Tembak! Akhirnya Kami Hanya Nangis

Baca Juga: Kabar Duka: Pemimpin Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah Tutup Usia

Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami mengatakan, yang dikhawatirkan masyarakat merupakan hasil kajian ITB berupa jurnal ilmiah.

Mengutip dari Zona Jakarta dalam artikel HEBOH Tsunami 20 Meter, BMKG Jelaskan Cara Tahu Tsunami Akan Datang Kalau Benar Terjadi, Daryono mengungkapkan inti dari kajian tersebut mendorong masyarakat dan pihak terkait lebih memerhatikan upaya mitigasi bencana gempabumi dan tsunami.

"Adanya potensi gempa kuat di zona megathrust di selatan Pulau Jawa hasil kajian para ahli kebumian ITB yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature baru-baru ini," ujarnya dalam akun Instagram pribadinya @daryonobmkg yang diunggah pada Jumat 25 September 2020.

Namun Daryono juga mengatakan bahwa infromasi potensi gempa kuat di Zona megathrust memang membuat keresahan masyarakat.

Baca Juga: Mahfud MD: Silahkan Kalau Mau Nonton Film G30S PKI

Baca Juga: Lirik dan Arti Lagu Genjer-genjer yang Disebut Propaganda PKI

Pasalnya masyarakat meanggap Gempa atau Tsunami tersebut akan terjadi dalam waktu dekat. Inilah yang membuat keresahan masyarakat.

Menurut Daryono, hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan di mana gempa akan terjadi.

"Maka dari itu, dalam ketidakpastian kapan terjadinya, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah kongkrit untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa," ujarnya.

Menurutnya, informasi hasil kajian ini hendaknya tidak mempertajam kecemasan dan kekhawatiran masyarakat.

Baca Juga: 4 Film yang Membahas G30S PKI, Ada Senyap hingga Jagal, Ini Link-nya

Sementara itu Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menekankan, potensi itu merupakan skenario terburuk yang akan terjadi jika zona yang selama ini terkunci di Selatan Jawa barat dan Selatan Jawa Timur lepas bareng-bareng.

Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Jawa Timur juga menghimbau agar masyarakat untuk membekali diri dengan tanda-tanda alam jika terjadi bencana dan cara menyikapinya.

BPBD Lumajang menjelaskan ada dua tanda pasti yang bisa menandakan akan datangnya tsunami.

Tanda pertama yakni dilihat berdasarkan prilaku hewan khususnya burung-burung laut yang terbang ke daratan, menjadi salah satu tanda bahaya terjadinya tsunami.

Baca Juga: Terawan Ditunggu Mata Najwa Trending Twitter, Netizen: Jokowi Tak Berani Copot Menkes?

Baca Juga: Preview Do You Like Brahms? Episode 10: Kim Min Jae Hibur Park Eun Bin, Bikin Baper Maksimal

Hal ini dikarenakan insting hewani burung yang sangat kuat. Tanda kedua adalah, surutnya mata air di sumur rumah warga yang berada di sepanjang bibir pantai secara mendadak dan diiringi surutnya air laut secara tiba-tiba.

"Burung burung laut terbang ke darat dan air sumur masyarakat terutama masyarakat di sekitar pantai, harus ada siskamling saat ini," kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana dan Logistik, Wawan HS, Selasa (29/9/2020).

Karenanya, Wawan mengharapkan, masyarakat bisa mengaktifkan siskamling terutama pada Desa Tangguh Bencana (Desana) yakni daerah disekitar pantai yang sudah disiapkan alat Early Warning System (EWS) atau sirine yang telah ditempatkan di masing-masing titik terdampak tsunami seperti di Masjid dan Balai desa.

"Selain itu di masing-masing titik juga sudah disiapkan Warning Receiver System (WRS) untuk memonitor gempa yang terjadi diseluruh Indonesia selama 24 jam penuh oleh personil," jelasnya.

Untuk itu semua masyarakat saat ini perlu mewaspadai semua tanda dan peringatan tersebut selama informasi tersebut berasal dari institusi resmi, namun masyarakat tidak perlu panik," tandasnya.

Editor: Firmansyah

Sumber: Pikiran Rakyat Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler