Kisah Susi Pudjiastuti, Tak Tamat SMA Demi Jadi Pengepul Ikan hingga Menjadi Miliarder

11 November 2020, 09:46 WIB
Susi Pudjiastuti beri hadiah perahu untuk nelayan. /Instagram.com/susipudjiastuti115/

JURNALGAYA - Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti dikenal sebagai miliarder.

Kerajaan bisnisnya di mana-mana dan memiliki jumlah karyawan yang begitu banyak. Baik warga lokal maupun asing.

Namun tahukah kamu bagaimana Susi meraihnya? Perlu perjuangan keras.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti, 'Ratu' Laut Pangandaran Ditakuti karena kata Tenggelamkan!

Baca Juga: Kampanye ShopeePay Deals Rp1 Lebih Meriah di 11 November

Anak dari Ahmad Karlan dan Suwuh Lasminah ini merupakan keturunan Jawa Tengah, namun sudah lima generasi hidup di Pangandaran.

Keluarga Susi memiliki usaha ternak, memperjualbelikan ratusan ternak dari Jawa Tengah untuk diperdagangkan di Jawa Barat.

Kakek buyutnya adalah Haji Ireng, yang dikenal sebagai tuan tanah di daerahnya. Setelah mengenyam pendidikan hingga tingkat SMP, Susi melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1 Yogyakarta, namun berhenti di kelas 2 karena dikeluarkan dari sekolah akibat keaktifannya dalam gerakan Golput.

Karena Garam, Susi Pudjiastuti Geram Twitter.com/@susipudjiastuti

Dikutip dari Wikipedia, Susi juga mengaku tidak cocok dengan sistem sekolah.

Setelah menjadi menteri, Susi mendaftar untuk mengikuti Paket C di PKBM Bina Pandu Mandiri Kabupaten Ciamis pada 2015.

Setelah melewatkan ujian pada tahun 2017, Susi lulus dari ujian susulan pada bulan Mei 2018.

Baca Juga: Kekayaan Presidium KAMI Gatot Nurmantyo Bikin Ngiler, Rumah Mirip Sultan, Lebih Kaya dari Prabowo

Bisnis

Setelah putus sekolah, Susi menjual perhiasannya dan mengumpulkan modal Rp 750.000 untuk menjadi pengepul ikan di Pangandaran pada tahun 1983.

Bisnisnya berkembang hingga pada 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster yang diberi merek Susi Brand.

Bisnis pengolahan ikan ini pun meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika.

Baca Juga: Dianugerahi Bintang Mahaputera, Ini Profil Lengkap Susi Pudjiastuti

Karena hal ini, Susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut produk hasil lautnya dalam keadaan masih segar.

Pada 2004, Susi memutuskan membeli dua buah pesawat Cessna Caravan menggunakan pinjaman dari sebuah bank BUMN.

Hal itu didapatkannya setelah empat tahun berusaha menyakinkan beberapa bank.

Susi Pudjiastuti Instagram.com/susipudjiastuti115

Melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation yang ia dirikan kemudian, pesawat yang ia miliki itu ia gunakan untuk mengangkut lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di Pangandaran ke Jakarta.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo, dari Orang 'Dekat' Jokowi hingga Pengkritik Presiden

Dengan menggunakan pesawat, lobster yang dikirim lebih segar dan tingkat kematiannya pun jadi lebih rendah.

Keberhasilannya menyingkat waktu pengiriman produk perikanan hingga berkembang menjadi bisnis aviasi tak lepas dari peran sang suami Christian von Strombeck yang merupakan seorang pilot asal Jerman.

Saat itu, hanya berselang sebulan sejak Susi membeli pesawat untuk mengangkut ikan, tsunami menerjang Aceh. Ribuan orang meninggal dunia dan hampir semua akses transportasi ke Aceh terputus.

Baca Juga: Cerita Susi Pudjiastuti Bangun Runway Pesawat hingga SMK Demi Nelayan Cianjur

Atas inisiatifnya sendiri, Susi meminjamkan pesawatnya untuk mengangkut bantuan selama dua minggu.

Namun, ketika Susi akan menarik kembali pesawatnya banyak organisasi kemanusiaan yang ingin tetap memakai pesawatnya.

Mereka bersedia menyewa pesawat Susi untuk mengirim bantuan ke Aceh. Dari sini, Susi kemudian terpikir untuk secara serius terjun ke bisnis penerbangan.

Sampai tahun 2012, perusahaan penerbangan milik Susi telah mengoperasikan setidaknya 50 pesawat berbagai tipe.

Susi kemudian ditunjuk sebagai menteri di KKP dalam Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla, yang ditetapkan secara resmi pada 26 Oktober 2014.

Baca Juga: Cerita Susi Pudjiastuti Bangun Runway Pesawat hingga SMK Demi Nelayan Cianjur

Sebelum dilantik, Susi melepas semua posisinya di perusahaan penerbangan Susi Air dan beberapa posisi lainnya, termasuk Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti yang bergerak di bidang perikanan serta PT ASI Pudjiastuti Aviation yang bergerak di bidang penerbangan untuk menghindari konflik kepentingan antara dirinya sebagai menteri dan sebagai pemimpin bisnis.

Selain itu, alasan lain Susi melepas semua jabatannya adalah agar dapat bekerja maksimal menjalankan pemerintahan, khususnya di bidang kelautan dan perikanan.

Saat pelantikan, Susi menuai kontroversi karena kedapatan menghisap sebatang rokok dan memiliki tato, sesuatu yang tidak lazim dimiliki oleh menteri Indonesia.

Atas tindakannya ini, Susi mendapatkan kritik maupun pujian di media sosial.

Setelah masa jabatannya sebagai menteri berakhir, Susi kembali menjadi pengusaha. Ia pun banyak diundang berbagai lembaga untuk berbagi kisah inspiratifnya.

Hari ini, 11 November 2020, Susi akan menerima Bintang Mahaputera dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). ***

Editor: Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler