Siap-siap Beralih ke Mobil Listrik, Jepang Berencana Hapuskan Mobil Bensin Tahun 2030

- 27 Desember 2020, 22:27 WIB
Ilustrasi mobil listrik dengan dua penumpang keluaran Toyota
Ilustrasi mobil listrik dengan dua penumpang keluaran Toyota /ANTARA/


JURNAL GAYA - Energi bersih demi masa depan Planet Bumi yang lebih baik terus dikampanyekan berbagai negara maju di dunia.

Jepang sebagai salah satu negara penghasil kendaraan bermotor berbasis bensin, berencana mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan produksi dan penjualan mobil bensin.

kebijakan tersebut akan dikeluarkan Pemerintah Jepang, meskipun para korporasi penguasa bisnis kendaraan bermotor mengkritik kebijakan pemerintahnya tersebut.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Senin 28 Desember 2020, Reyna Anak Andin Masih Jadi Misteri Gara-gara Elsa! 

Negara Jepang berencana akan menghentikan penjualan mobil bertenaga bensin pada pertengahan 2030-an, mendukung kritik dari pemimpin Toyota Motor Corporation bahwa peralihan cepat ke kendaraan listrik dapat melumpuhkan industri mobil.

Rencana yang dirilis hari Jumat, 25 Desember 2020, mengikuti langkah serupa yang dilakukan negara bagian California dan negara-negara besar Eropa, tetapi telah menghadapi penolakan dari para eksekutif otomotif di negara yang masih menghasilkan jutaan mobil setiap tahun yang hanya menggunakan mesin bensin.

Sebagai langkah akomodatif, Jepang masih akan mengizinkan penjualan mobil hybrid (gabungan mesin bensin dan listrik) setelah 2035 berdasarkan rencana tersebut, mengutip laporan Asian Wall Street Journal, Minggu, 27 Desember 2020 seperti dikutip dari ANTARA. 

Baca Juga: Tidak Memiliki Surat bebas Covid-19 Antigen, Ratusan Wisatawan Ke Puncak Dipulangkan Satgas

 

Untunglah pabrikan asal Jepang sendiri sudah banyak mengeluarkan banyak model atau purwa rupa, perusahaan tersebut merupakan produsen mobil top Jepang seperti Toyota, Honda Motor Co, dan Nissan Motor Co--datang dalam versi tradisional dan hybrid.

Presiden Toyota Akio Toyoda mengeluarkan pendapatnya mengenai Pemerintah Jepang melarang mobil bertenaga bensin dan pindah ke kendaraan listrik terlalu tergesa-gesa.

"Model bisnis industri mobil saat ini akan runtuh," menurut Toyoda dengan penuh khawatir menanggapi rencana pemerintahannya.

Baca Juga: Polisi Akhirnya Tetapkan Pasien Wisma Atlet yang Terlibat Hubungan Sejenis Jadi Tersangka!

Akio Toyoda berbicara atas nama pembuat mobil Jepang dalam perannya sebagai kepala asosiasi industri lokal. Toyoda mengatakan jaringan listrik tidak dapat menangani permintaan musim panas tambahan dan mengamati bahwa sebagian besar listrik Jepang dihasilkan dengan membakar bahan bakar fosil.

Perdana Menteri Yoshihide Suga memandang sebaliknya, merujuk ke bagian berbeda dari komentar Toyoda di mana kepala Toyota pernah mengatakan dia mendukung tujuan pemerintah membuat Jepang netral karbon pada tahun 2050.

Sementara itu Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang menggelar konferensi pekan lalu untuk membahas target nol-emisi 2050, dengan para eksekutif dan ahli manufaktur bergabung dalam dialog. Rencana pengurangan gas rumah kaca, termasuk regulasi khusus, akan disusun pemerintah bulan ini.

Baca Juga: 7 Fakta Unik Audrey Wicaksana 'Si Anak Emas' yang Beruntung, No 5 Hobinya Langka!

Bagian dari agenda tersebut juga mempromosikan pengembangan teknologi kendaraan listrik generasi mendatang, seperti baterai solid-state. Jepang berencana untuk menetapkan target semua kendaraan yang dipasarkan di negara itu adalah kendaraan listrik dan hybrid pada petengahan 2030.

Hal lain yang juga sedang dipertimbangkan adalah pasar perdagangan kredit karbon di antara para pembuat mobil sehubungan dengan kuota penjualan untuk kendaraan ramah lingkungan.

"Ini perlu dipertimbangkan seiring dengan kebijakan energi,” kata salah seorang peserta konferensi, dikutip Nikkei Asia.

Baca Juga: Menteri Agama Gus Yaqut Sebut Syiah, Ahmadiyah, NU dan Muhammadiyah Sama di Muka Hukum

Negara Jepang berencana untuk merevisi rencana energi dasarnya tahun depan. Persoalannya terletak pada sejauh mana mereka memperluas pangsa pembangkit listrik yang bersumber dari energi terbarukan nol emisi.

Sasaran fiskal untuk tahun 2030 yakni mencapai 22 persen hingga 24 persen, naik dari rasio 18 persen pada fiskal 2019.

Sementara itu, negara-negara besar Eropa sudah memiliki target sekitar 40 persen.***

Editor: Qiya Ameena

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x