Mengenal Terapi Konvalesen Plasma Darah Untuk Terapi Pasien Covid-19

- 4 Januari 2021, 08:49 WIB
Ilustrasi Virus Covid-19. Eijkman menjelaskan mengenai terapi plasma darah untuk Covid-19
Ilustrasi Virus Covid-19. Eijkman menjelaskan mengenai terapi plasma darah untuk Covid-19 /PIXABAY/PIRO4D./

 


JURNAL GAYA - Untuk mempercepat penyembuhan pasien Covid-19, terutama bagi mereka yang tingkat imunitas tubuhnya sudah rendah, seperti pada pasien yang lanjut usia, bisa memakai terapi plasma darah konvalesen.

Terapi ini bukan bentuk pencegahan, hanya sebagai upaya untuk membantu imunitas tubuh secepatnya terbentuk dan tubuh melawan balik virus Covid-19 yang masuk ke dalam tubuh.

Prinsipnya teori plasma konvalesen sebagai imunisasi pasif, membantu tubuh membangun benteng pertahanannya sendiri.

Baca Juga: Jadwal Acara TV RCTI 4 Januari 2021, Ikatan Cinta Andin Lewati Masa Kritis dan Ada Dewa di Sisiku    

Prof Amin Soebandrio dari Lembaga riset Eijkman menyatakan hal tersebut saat melakukan konferensi pers bersama Satgas Covid-19.

Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengatakan plasma konvalesen merupakan plasma yang diambil dari penyintas untuk mengobati pasien positif Covid-19, bukan untuk pencegahan penyakit tersebut.

"Jadi sekali lagi bukan untuk pencegahan, tetapi plasma konvalesen ini adalah untuk terapi," katanya dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB Jakarta, Jumat, 26 juni 2020.

Baca Juga: Kim Seon Ho Diminta Kurangi Ekspresi Komik oleh Agensi, Ini Reaksinya di 2 Days & 1 Night

Prof Amin mengatakan plasma konvalesen tersebut merupakan bentuk dari imunisasi pasif, yang artinya, kata dia, antibodi penyintas sudah berada di luar atau sudah terbentuk.

Itulah mengapa alasannya plasma daerah harus diambil dari penyintas penyakit Covid-19 yang sudah sehat kembali dan sembuh seutuhnya.

Antibodi dari penyintas tulah yang perlu diberikan kepada pasien Covid-19 untuk mengobati penyakit yang menyebabkan pandemi di seluruh dunia ini.

Baca Juga: Klasemen Liga Italia: AC Milan Rebut Kembali Puncak dari Inter

"Jadi plasma konvalesen ini imunisasi pasif. Kalau yang imunisasi aktif itu yang vaksinasi, yang menggunakan vaksin untuk merangsang pembentukan antibodi di dalam tubuh pasien. Jadi berbeda," kata dia.

​"Jadi kita tidak perlu menunggu sampai ada vaksin kemudian dia disetop. Sebenarnya ini bisa jalan terus. Ada tidak ada vaksin, pendekatan ini bisa dijalankan kalau masih ada pasiennya. Ada yang sembuh," kata dia lebih lanjut.

Amin menerangkan kalauy plasma konvalesen digunakan untuk membantu penyembuhan pasien Covid-19, bukan untuk pencegahan.

Baca Juga: Inilah 4 Momen Akhir Episode True Beauty yang Tak Terlupakan dan Bikin Penonton Gemas

Untuk pencegahan mau tak mau harus menunggu program vaksinasi yang akan dilaksanakan pemerintah.  

"Jadi kita tidak boleh menganggap ini sebagai metode pencegahan. Artinya masyarakat jangan terus beranggapan, 'Oh ini ada saudara saya yang sudah sembuh, kita ambil darahnya, kemudian kita suntikan ke tubuh kita supaya kita terbebas dari serangan'. Itu saya kira anggapan yang keliru karena enggak semudah itu. Karena kalau masih sehat maka enggak usah dikasih apa-apa," kata Amin.***

Editor: Qiya Ameena

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah