"Kalau Kang Emil gak ada satu hal yang bersifat menyerang dan mendelegitimasi dia," katanya.
Hendri menjelaskan, tingkat elektabilitas dan popularitas kandidat Capres 2024 dari kalangan kepala daerah punya fenomena yang hampir serupa. Karena itu, penting bagi kepala daerah untuk tetap menjaga popularitas dan elektabilitasnya dengan prestasi dan kinerja.
"Kalau kepala daerah yang elektabilitasnya relatif stabil ini karena program yang sudah dilakukan," katanya.
Tapi, kata dia, ini masih lama waktunya. Jadi, yang dibutuhkan adalah menjaga agar mereka punya ruang pemberitaan positif. Karena kalau negatif, popularitas tidak ekuivalen dengan elektabilitas.
Baca Juga: IZ*ONE Emosional Hingga Menangis pada Konser Terakhir Jelang Pembubaran April Ini
"Ada kan yang dikenal tapi tidak disukai dan dipilih. Termasuk menjaga prestasi,"katanya.
Hasil survey pun, kata dia, mengungkap satu fenomena menarik lainnya. Yakni kenaikan elektabilitas dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang merangsek naik ke posisi empat (7 persen). Kasus kudeta Partai Demokrat, kata Hendri, membuat elektabilitas AHY naik.
"Contoh Kasus AHY kalau ada kasus tertentu popularitas dia ekuivalen dengan elektabilitas. Sebelum ada kasus kudeta dia relatif di bawah," katanya.