Network
JURNAL GAYA - Satgas Covid-19 di Kota Surakarta berhasil menemukan dua orang pemudik yang nekat menembus penyekatan polisi di jalur mudik ternyata positif Covid-19.
Kekhawatiran Satgas Covid-19 tertularnya daerah-daerah tujuan mudik dari Covid-19 yang berasal dari pemudik cukup beralasan.
Pemerintah pusat sebelumnya telah mengeluarkan larangan mudik yang berlaku efektif sejak 6-17 Mei 2021. Larangan ini dibuat untuk menekan penularan Covid-19 di daerah.
Terkonfirmasi dua pemudik dari lima orang pemudik asal Tangerang yang menuju ke Solo positif Covid-19 setelah terdata oleh jogo tonggo setempat.
"Ada yang datang lima orang asal Tangerang, dua di antaranya positif, yang satu dibawa ke Donohudandan yang satu karena bergejala maka dibawa rumah sakit. Tiga yang lain ke STP (Solo Technopark) kemarin sore," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surakarta Ahyani di Solo, Jumat, 7 Mei 2021 seperti dikutip dari ANTARA.
Baca Juga: Jadwal SAMSAT Keliling Online Kabupaten Bandung, Jumat, 7 Mei 2021
Menurut Ahyani kehadiran jogo tonggo cukup efektif untuk memastikan keberadaan para pemudik yang tiba di kampung halamannya.
"Jadi pemudik ini rencananya mau ke Serengan, tiba di Solo kemarin. Namun dari jogo tonggo langsung melapor untuk selanjutnya dibawa ke STP, pas di sana pemudik menjalani swab antigen, skrining, positif hasilnya. Langsung saja dibawa Donohudan dan kalau bergejala dibawa ke rumah sakit," katanya menjelaskan.
Satgas Covid-19 Kota Surakarta sendiri terus berupaya mewaspadai peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Solo seiring dengan mulai masuknya sejumlah pemudik.
"Peningkatan ini harus diwaspadai, mungkin karena kami terlalu terbuka banyak sekali interaksi, pendatang," katanya.
Baca Juga: PT LIB Masih Mengkaji Teknis Kehadiran Penonton di Stadion Supaya Bisa Mendapatkan Izin Keramaian
Menurut data terbaru yang berada di Satgas, penambahan jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Surakarta terdapat sebanyak 42 orang. Sementara itu, pada hari yang sama ada penambahan 18 orang yang sembuh dari serangan virus tersebut.
"Kalau klaster merata, kebanyakan dari klaster keluarga. Ya evaluasinya kami lebih memperketat protokol kesehatan dan mengoptimalkan peran jogo tonggo di masyarakat," katanya.***
