Seniman Mural di Karawang Terus Berkarya Untuk Kritik Pemerintah, 4 Mural Baru Tercipta

- 1 September 2021, 22:22 WIB
Warga melintas di depan mural kritik bertuliskan "Jadikan Koruptor Pahlawan" di Bandung, Jawa Barat, Senin 30 Agustus 2021. Mural tersebut muncul diduga sebagai kritik terhadap sejumlah rencana kebijakan dan program dari lembaga anti rasuah yang dinilai melemahkan pemberantasan korupsi di Indonesia.
Warga melintas di depan mural kritik bertuliskan "Jadikan Koruptor Pahlawan" di Bandung, Jawa Barat, Senin 30 Agustus 2021. Mural tersebut muncul diduga sebagai kritik terhadap sejumlah rencana kebijakan dan program dari lembaga anti rasuah yang dinilai melemahkan pemberantasan korupsi di Indonesia. /Antara Foto/Novrian Arbi/



JURNAL GAYA – Seniman mural jalanan rupanya bereaksi terhadap tindakan penghapusan berbagai mural hasil karya rekan-rekan mereka yang bernada kritikan tajam kepada pemerintah.

Seperti yang dilakukan para seniman mural di daerah Karawang, Jawa Barat yang beraksi dengan membuat 4 lukisan mural di jalur jalan Tuparev Karawang.

Lukisan-lukisan mural terbaru mereka tetap bernada kritik terutama kritik sosial yang berkaitan dengan pandemi dan kesejahteraan masyarakat saat PPKM diberlakukan.

Entah bagaimana nasibnya mural terbaru mereka apakah akan bernasib sama seperti karya-karya mural rekan-rekan mereka lainnya di Jakarta.

Pembuatan mural ini pun sebagai jawaban atas ajakan dari seniman di Yogyakarta dengan slogan "Gejayan Memanggil".

Baca Juga: Istri Tega Membunuh Suami karena Menolak Berhubungan Intim 

Seperti dikutip dalam artikel kritik-pemerintah-4-mural-dibuat-seniman-di-karawang-mural-kami-berlipat-ganda di Pikiran-Rakyat.com, Goresan-goresan mural di daerah Jawa Barat yang bernada kritikan terhadap pemerintah tampaknya masih terus berlanjut.

Kali ini, sekelompok seniman street art di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, yang turun ke jalan untuk menggambar mural.

Tidak tanggung-tanggung, mereka langsung membuat empat mural di dua lokasi yang berbeda.

Mural-mural tersebut diduga dibuat untuk merespons penghapusan sejumlah mural yang ada di kota-kota lainnya.

Halaman:

Editor: Dini Yustiani

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah