Romo Antonius Haryanto, umum disapa sebagai Romo Hary, Ketua Tim Fokus Pastoral mengatakan “Keragaman bukan untuk membawa permusuhan tetapi untuk saling melengkapi. Maka kita berbeda menjadi saudara yang utuh.”
Acara ini dilanjutkan dengan 300 orang berjalan dalam pawai budaya menuju Balai Kota. Peserta yang didominasi kaum muda ini menyerukan komitmen untuk membangun persaudaraan dalam keragaman .dan membangun kedamaian sebagai satu Indonesia.
Karnaval ini menyajikan berbagai atraksi budaya, di mana para peserta yang mengenakan baju-baju daerah menyanyikan lagu-lagu nasional.
Puncak momen karnaval ini adalah pembacaan deklarasi bersama oleh teman muda, yang menegaskan kembali komitmen kebangsaan untuk membangun persaudaraan sejati dan membangun negeri bersama segenap orang yang berkehendak baik.
Seruan ini senada dengan bunyi dokumen persaudaraan untuk kemanusiaan yang digemakan dari Abu Dhabi oleh Paus Fransiskus dan Sheikh Ahmed Al Tayyeb, Imam Besar Al-Azhar.
The Kristanto Kurniawan, perwakilan agama Buddha turut menyerukan “Atas nama orang-orang yang telah kehilangan keamanan, kedamaian, dan kemungkinan untuk hidup bersama, karena menjadi korban kehancuran, malapetaka, dan perang.
Atas nama persaudaraan manusia yang merangkul semua manusia, menyatukan mereka dan menjadikan mereka setara,”