Hari Pers Nasional, Momentum Kebangkitan Pers Indonesia

- 4 Februari 2023, 07:42 WIB
Ilustrasi wartawan yang meliput kejadian langsung. Bekerja keras sangat dianjurkan Nabi Muhammad
Ilustrasi wartawan yang meliput kejadian langsung. Bekerja keras sangat dianjurkan Nabi Muhammad /Rianti S// pexels.com/ LT Chan

JURNAL GAYA - Hari Pers Nasional yang jatuh pada tanggal 9 Februari, selalu dirayakan sebagai hari kebangkitan pers Indonesia.

Hari Pers Nasional itu juga dirayakan bersamaan dengan hari ulang tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), organisasi kewartawanan pertama di Indonesia yang terbentuk pada tanggal 9 Februari 1946.

Pengukuhan Hari Pers Nasional oleh Dewan Pers merupakan sebuah terobosan besar yang dilakukan wartawan pada era Orde Baru (Orba).

Saat itu, Hari Pers Nasional ditetapkan oleh Presiden Soeharto melalui Keputusan Presiden RI Nomor 5 Tahun 1985, yang ditandatangani pada tanggal 23 Januari 1985.

Baca Juga: Lagu Flowers Milik Miley Cyrus Diduga Sindir Liam Hemsworth, Benarkah?

Ditetapkannya Hari Pers Nasional itu sendiri merupakan tindak lanjut dari Kongres PWI ke-28 di Padang, Sumatra Barat, pada tahun 1978.

Sebelum Hari Pers Nasional diresmikan, wartawan di zaman Orba kesulitan untuk memberikan informasi secara independen, aktual, dan faktual.

Hal itu dikarenakan pemerintah Orba sempat memberlakukan aturan antipers yang membuat gerak para wartawan menjadi amat terbatas. Namun, perjuangan para tokoh pers di masa itu berhasil mengukuhkan kehadiran dan peran pers di Indonesia.

Di antara sekian banyak tokoh yang berperan penting dalam kebangkitan dan independensi wartawan, ada satu tokoh nasional yang patut kita kenang jasanya.

Tokoh tersebut bernama Tirto Adhi Soerjo, yang dikenal sebagai Bapak Pers Nasional. Siapakah gerangan Tirto Adhi Soerjo itu?

Baca Juga: Tips Perkuat Karakter Anak di Era Digital, Sesuai Nilai-Nilai Islami, Ini Kata Ustadz Aam Amiruddin

Tirto Adhi Soerjo memiliki nama asli Raden Mas Djokomono. Ia merupakan pria asal Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang lahir pada tahun 1880.

Kecintaannya pada pers membuatnya dinobatkan sebagai tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia.

Tirto merupakan orang pertama yang menggunakan pers sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum.

Pada masanya, ia berani menuliskan kecaman pedas terkait pemerintahan kolonial Belanda. Hal itu membuatnya ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bacan.

Sepanjang hidupnya, Tirto pernah menerbitkan beberapa surat kabar seperti _Soenda Berita_ (1903-1905), _Medan Prijaji_ (1907) dan _Putri Hindia_ (1908). Berkat _Medan Prijaji_, Tirto dikenal sebagai bumiputera pertama yang mampu menggerakkan bangsa melalui bahasa.

Baca Juga: DAEBAK! BTS kembali Masuk dalam Nominasi Grammy Award 2023 di 3 Kategori Sekaligus

Hal itu disebabkan Medan Prijaji merupakan koran nasional pertama menggunakan bahasa Melayu (bahasa Indonesia) dan menggunakan tenaga pribumi sebagai pekerjanya.

Perjuangan Tirto dan para tokoh pers nasional lain pada akhirnya mengantarkan pers Indonesia pada kebebasan untuk berekspresi dalam demokrasi.

Mari jadikan Hari Pers Nasional sebagai momentum kebangkitan pers Indonesia untuk memajukan dan membangun bangsa.***

Editor: Juniar Rodianur

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x