Mata Uang Dolar Amerika Serikat Terjun Bebas, Komentar Jerome Powell Soal Disinflasi Jadi Sorotan

- 8 Februari 2023, 19:45 WIB
Ilustrasi dolar Amerika
Ilustrasi dolar Amerika /JG/Rizka/Pixabay

 
JURNAL GAYA - Hasil perdagangan pada sebulan terakhir Selasa atau Rabu pagi WIB telah menyebut Dolar jatuh dari level tertinggi setelah Ketua Federal Reserve AS yakni Jerome Powell memberikan pernyataan terkait disinflasi.

Dalam pernyataanya yang dilansir dari Antara, Rabu 8 Februari 2023, Jerome Powell menegaskan bahwa minggu lalu disinflasi telah dimulai dan menurutnya penurunan inflasi yang signifikan akan terjadi di tahun ini.

Gubernur The Fed tersebut menegaskan tidak kembali ke sikap hawkish. Disinflasi sendiri diartikan sebagai suatu laju kenaikan harga yang dinilai lebih rendah dari sebelumnya.

Dilansir dari Antara, Jerome Powell tidak akan kembali kepada sikap hawkish walaupun laporan penggajian non pertanian (NFP) AS lebih kuat dari perkiraan Jumat lalu, 3 Februari 2023.

Baca Juga: Sedang Tayang di Bioskop, lnilah Sinopsis dan Para Pemeran Utama Film Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang

Atas tindakan tersebut, para investor percaya bahwa Fed tidak akan memperketat lebih dari apa yang telah diperkirakan pasar.

Dalam perekonomian, sikap hawkish menjadi sinyal kemungkinan bank sentral menaikkan suku bunga atau lebih memperketat kebijakan moneter. Sikap hawkish ini juga dilakukan the Fed untuk menjaga likuiditas keuangan.

Disisi lain Greenback sebagai mata uang darurat ikut turun secara keseluruhan, dimana kerugian dipimpin oleh versus yen, franc Swiss, serta dolar Australia dan Selandia Baru.

Dalam penuturan Powell yang dilansir dari Antara pada 8 Februari 2023, saat sesi tanya jawab di Economic Club of Washington, Powel menjelaskan pengembalian ke target inflasi bank sentral AS sebesar 2%.

Lebih lanjut kata Powel, hal ini menjadi proses yang bergelombang sehingga membutuhkan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Baca Juga: Nikmati Nuansa Makan Malam Romantis Saat Valentine di Hotel Ini

Akan tetapi, berdasarkan laporan berita dari Antara, Powell menolak untuk menyamakan kekuatan mengejutkan di pasar kerja yang ditunjukkan melalui laporan ketenagakerjaan Januari dengan harapan suku bunga bisa lebih tinggi dari perkiraan.

Persoalan ini sampai membuat Bill Adams selaku kepala ekonom di Comerica Bank ikut menanggapi.

"Powell memiliki kesempatan untuk memberi sinyal pergeseran ke sikap yang lebih agresif dan dia tidak menerimanya," kata Bill Adams dalam catatan penelitian setelah pernyataan dari pejabat tinggi Fed itu.

Lebih lanjut Bill Adams memperkirakan dalam waktu dekat, Fed akan kembali menaikkan suku bunga, bisa sekali atau dua kali sebelum akhirnya menahannya.

Baca Juga: SMAN 1 Tambun Utara Bekasi Kembali Dilanda Banjir, PR Pertama bagi Kepala Sekolah yang Baru Seminggu Ditugaska

Diketahui indeks dolar yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama telah jatuh ke posisi terendah setelah pernyataan Powell. Berdasarkan data yang didapat dari Antara, indeks terakhir turun 0,2% pada 103,39.

Euro juga diketahui berubah terhadap dolar di 1,0719 setelah sebelumnya jatuh ke level terendah selama lima minggu di 1,0670 dolar. Dolar turun 1,2%, versus yen menjadi 131,07 yen.

Sterling juga naik 0,1% menjadi 1,2035 dolar setelah sebelumnya jatuh ke level terendah di 1,1974 dolar.

Saat ini para investor berusaha meminta komentar lebih lanjut dari pihak bank sentral, menyusul dari apa yang dilihat sebagai hasil dovish dari pertemuan Bank Sentral Inggris minggu lalu.***

Editor: Juniar Rodianur

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x