Teks Khutbah Idul Fitri: Menyongsong Kemenangan di Hari Lebaran

- 19 April 2023, 14:39 WIB
Teks Khutbah Idul Fitri: Menyongsong Kemenangan di Hari Lebaran
Teks Khutbah Idul Fitri: Menyongsong Kemenangan di Hari Lebaran /JG/Rizka/Pixabay cuivie

JURNAL GAYA- Berikut ini ada Teks Khutbah Idul Fitri 2023 yang bisa dijadikan rujukan ceramah setelah memimpin shalat id. 

Teks Khutbah Idul Fitri 2023 yang kami berikan ini akan selalu kami update selama bulan suci Ramadhan di Jurnal Gaya.

Teks Khutbah Idul Fitri 2023 akan kami sajikan untuk pembaca dengan berbagai macam judul. 

Anda bisa menggunakan Teks Khutbah Idul Fitri 2023 ini sebagai ide ceramah untuk persiapan ketika memberikan khutbah kepada jamaah shalat id.

Baca Juga: Teks Khutbah Idul Fitri: 3 Pelajaran dari Pendidikan Bulan Suci Ramadhan

Seperti yang dikutip Jurnal Gaya dari laman Bincang Syariah, inilah Teks Khutbah Idul Fitri 2023 tentang Menyongsong Kemenangan di Hari Idul Fitri.

Assalamualaikum wr.wb

 

(اللهُ أَكْبَرُ x9)

اللهُ أَكْبَرُ كُلَّمَا هَلَّ هِلاَلٌ وَأَدْبَرَ. اللهُ أَكْبَرُ كُلَّمَا صَامَ صَائِمٌ وَأَفْطَرَ. اللهُ أَكْبَرُ كُلَّمَا نَبَتَ نَبَاتٌ وَأَزْهَرَ. وَكُلَّمَا أَوْرَقَ عُوْدٌ وَأَثْمَرَ. وَكُلَّمَا أَطْعَمَ الْقَانِعُ وَالْمُعْتَرُّ. اللهُ أَكْبَرُ… اللهُ أَكْبَرُ… اللهُ أَكْبَرُ… لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ… وَاللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ, وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ, وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

Hadirin Rahimakumullah Pendengar Khutbah Idul Fitri 2023 

Cemas dan harap yang dalam istilah tasawuf disebut dengan khauf dan raja’ adalah dua kualitas penempuh laku spiritual yang mesti dijalankan secara bergandengan.

Imam al-Qusyairi menukil perumpamaan yang indah untuk menjelaskan perlunya menyelaraskan antara keduanya dari Abu Ali al-Rudzbari.

Baca Juga: Teks Khutbah Idul Fitri: 5 Perkara yang Dapat Membatalkan Amal Shalih

Secara pengamalan, al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulum al-Din, menyebut kombinasi khauf dan raja sebagai salah satu syarat batin dari puasa. Al-Ghazali mengatakan;

السادس أن يكون قلبه بعد الإفطار معلقاً مُضْطَرِبًا بَيْنَ الْخَوْفِ وَالرَّجَاءِ إِذْ لَيْسَ يَدْرِي أَيُقْبَلُ صَوْمُهُ فَهُوَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ أَوْ يُرَدُّ عَلَيْهِ فَهُوَ مِنَ الْمَمْقُوتِينَ وَلْيَكُنْ كَذَلِكَ فِي آخر كل عبادة يفرغ منها

“Syarat batin dari puasa yang keenam yaitu setelah berbuka, hati orang yang berpuasa terpaut dengan rasa pesimis dan optimis. Sebab belum tentu puasanya diterima sehingga ia termasuk golongan orang-orang yang didekatkan dengan Allah atau justru puasanya tak diterima lantas ia termasuk kalangan yang dibenci. Hendaklah bersikap demikian setiap kali selesai melakukan ibadah.” (Abu Hamid al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al-Din, 1/235).

Hadirin Rahimakumullah Pendengar Khutbah Idul Fitri 2023 

Dalam menghadapi momentum Hari Raya Idul Fitri rasa pesimis dan optimis mestinya juga tidak boleh dikesampingkan.

Memang tidak salah menunjukkan rasa bahagia atas hadirnya hari yang mulia ini. Bahkan memang seharusnya. Ibn Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari mengungkapkan;  

أَنَّ إِظْهَارَ السُّرُورِ فِي الْأَعْيَادِ مِنْ شِعَارِ الدِّينِ

“Sesungguhnya menampakkan rasa bahagia pada hari-hari Id merupakan syiar agama,” (Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, 2/433).

Akan tetapi, ingar-bangar Idul Fitri dengan aneka suguhan dan makanan lezat, juga riasan dan baju baru berpadu suasana hangat berkumpul dengan keluarga di hari itu rentan menyeret kita pada euforia.

Alih-alih menjadi cerminan keberhasilan puasa kita, Hari Raya Idul Fitri justru menjadi momentum berfoya-foya; melampiaskan hawa nafsu yang diredam selama sebulan penuh. Lupalah kita pada urusan akhirat.

Pada momen demikian, tentu yang kita butuhkan adalah pengingat diri. Dalam rangka itu, Ulama kita khususnya dari kalangan Syafi’iyah menganjurkan agar kita membaca Surah Qaf pada rakaat pertama.

Surah al-Qamar di rakaat kedua salat id, atau Surah al-A’la pada rakaat pertama dan Surah al-Ghasyiyah pada rakaat kedua.

Yang mana masing-masing surah tersebut tentang dahsyatnya kiamat dan hari akhir.

Baca Juga: Teks Khutbah Idul Fitri: Urgensi Menjaga Keselarasan Lahir Batin Bagi Umat Islam

Abdul Wahhab al-Sya’rani mengatakan bahwa membaca surah-surah tersebut diproyeksikan sebagai reminder (pengingat) agar kita tidak terlena oleh euforia hari raya. 

Hadirin Rahimakumullah Pendengar Khutbah Idul Fitri 2023 

Di saat umat Islam berbahagia menyambut hari raya, sebagian generasi salaf justru merasa sedih.

Alih-alih mereka bergembira ria, sebagian mereka justru tampak murung karena akan berpisah dengan bulan Ramadhan yang penuh keberkahan.

Di samping itu mereka khawatir amal ibadah yang mereka lakukan tidak diterima dan dosa-dosa mereka tidak diampuni. 

Ibn Rajab al-Hanbali dalam Lathaif al-Ma’arif misalnya, menukil riwayat yang mengisahkan Umar bin Abdul Aziz.

Dikisahkan bahwa pada Hari Raya Idul Fitri, sang Khalifah keluar dari istana. Sang Khalifah pun berkhotbah di hadapan masyarakatnya. 

Lantas sebagian mereka itu ditanya, ‘Bukankah ini hari berbahagia dan suka cita?’ Sebagian mereka pun menjawab, ‘Kalian benar ini adalah hari berbahagia. Namun aku hanya seorang hamba yang oleh Tuhanku diperintahkan untuk beramal untuk-Nya. Sementara aku tak tahu apakah amal diterima’” (Ibn Rajab, Lathaif al-Ma’arif, 209).

Namun demikian, bukan berarti kita juga harus dilahap kesedihan. Sebab idealnya kita bisa memadukan perasaan sedih dan gembira secara simultan pada momen hari raya. 

Ma’asiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Demikian khutbah Idul Fitri tentang Menyongsong Kemenangan di Hari Idul Fitri.

Semoga di hari yang fitri ini kita mampu membersihkan diri dari segala penyakit hati dan semoga di hari yang istimewa ini Allah terima ibadah puasa kita.

Sekian Teks Khutbah Idul Fitri 2023. Jika Anda suka maka kami akan menyediakan judul lainnya agar bisa dijadikan ide ceramah Anda.***

Editor: Dini Budiman

Sumber: Bincang Syariah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah