"Kita bisa create (membuat) paket khusus dengan kereta yang jalurnya Semarang, Yogyakarta dan Solo," jelas Gusti Bendara.
Saat ini, akses yang menghubungkan Yogyakarta, Solo dan Semarang semakin terbuka dan mudah dijangkau. Gusti Bendara mengatakan bahwa ini adalah kesempatan yang harus dimanfaatkan oleh masing-masing pemerintah daerah, terutama dalam memajukan potensi pariwisata yang ada.
"Sekarang dengan adanya tol, dari Semarang ke Yogyakarta, ke Solo, membuat kita tidak boleh tinggal diam, tidak boleh saling bersaing, tetapi harus menjalin kolaborasi," ungkap Gusti Bendara.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso Poespojoedho menambahkan sangat menarik untuk mencoba menggali dan mengeksplorasi lebih dalam tentang historical yang ada di Semarang, mau pun di sepanjang jalur antara Semarang dan Yogyakarta.
"Yang nantinya akan dapat menjadi kekuatan kita dalam rangka menyusun kerjasama yang lebih konkrit, yakni dalam bentuk promosi pariwisata bersama hingga pemaketan wisata," ungkap Wing.
Pameran Upakarya Semarang merupakan momentum pertama bagi Kota Semarang dalam membawa Upakarya #1 di dalam anjangsananya ke Kota Yogyakarta.
Upakarya Semarang mengusung sinergi kota pusaka, yang berpijak pada Kebudayaan Jawa, serta intensi pelestarian budaya. Upakarya menjadi diksi yang dipilih sebagai representasi dari jalinan kota dan rasa yang kental.
Dalam bahasa Jawa, upakarya atau upakara berarti tindakan bajik sekaligus gerakan pemeliharaan dengan sungguh.