Mulan Jameela Rayu Pertamina Agar Harga Pertamax Sama dengan Premium

- 31 Agustus 2020, 20:32 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI Mulan Jameela.
Anggota Komisi VII DPR RI Mulan Jameela. /

JURNALGAYA - Mulan Jameel, Selaku anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Gerindra mengusulkan kepada PT Pertamina (Persero) agar bisa menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax hingga setara dengan harga Premium.

Usulan disampaikan di tengah wacana penghapusan BBM berkadar RON rendah dan situasi pandemi virus corona (covid-19).

Ia mulanya mempertanyakan bagaimana perkembangan kajian Pertamina terhadap rencana penghapusan BBM dengan kadar RON rendah. Wacana ini merupakan keinginan dari Menteri BUMN Erick Thohir agar produk BBM Pertamina tidak terlalu banyak sehingga efisien.

Baca Juga: Sepeda Brompton Harganya Bisa Naik Selangit Gara-gara Aturan Baru Pemerintah

Saat ini jenis BBM Pertamina yang berkadar RON rendah adalah Premium dan Pertalite. Premium berkadar RON 88 dan Pertalite 90, sedangkan Pertamax merupakan RON 92.

"Sejauh mana Pertamina sudah melakukan pengkajian yang mendalam dan lebih luas terhadap masyarakat terkait rencana penghapusan Premium dan Pertalite ini?" tanya Mulan saat rapat antara Komisi VII DPR dengan jajaran manajemen Pertamina, Senin, 31 Agustus 2020.

Ia pun meminta agar BUMN itu bisa memberi gambaran hitung-hitungan harga dan dampak dari penghapusan Premium dan Pertalite kepada masyarakat. Sebab, menurutnya, hal ini akan mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat, khususnya di tengah pandemi covid-19.

Baca Juga: Heboh 100 Dokter Indonesia Meninggal Dunia Akibat Covid-19, Fahri Hamzah Sentil Menteri Kesehatan

"Apakah Pertamina sudah menghitung dampaknya ke masyarakat mengingat saat ini sedang ujian pandemi covid-19 karena apabila Premium dan Pertalite dihapus tentu akan berdampak yang tidak baik untuk masyarakat," katanya.

Atas hal ini, Mulan pun memberi usul bila wacana penghapusan Premium dan Pertalite jadi dilakukan, maka tidak ada salahnya bila Pertamina mengkaji kemungkinan penurunan harga Pertamax. Bahkan, bila mungkin membuat harga Pertamax setara dengan Premium.

"Masukan dari saya, apabila betul Premium dan Pertalite dihapus apa memungkin apabila harga Pertamax bisa diturunkan, mungkin bisa jadi sama dengan harga Premium, mungkin insya Allah itu bisa jadi solusi," ujarnya.

Ia juga menanyakan kelanjutan dari kajian penurunan emisi nasional. Indonesia rencananya ingin menurunkan kadar emisi rendah sampai 29 persen pada 2030.

Baca Juga: Ada Jaminan Aman dari Kemiskinan, Ini Amalan-amalan Pembuka Rezeki

"Memang betul masih lama tapi saya rasa perlu untuk pengawasannya bagaimana realisasinya, sudah sampai sejauh mana realisasi pencapaian targetnya di 2020 ini?" ucapnya.

Terkait pertanyaan dan masukan dari Mulan, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati belum memberikan tanggapan. Tanggapan dari perusahaan pelat merah itu rencananya disampaikan secara tertulis kepada anggota Komisi VII DPR.

Hanya saja, Nicke mengakui Indonesia tertinggal dari negara-negara Asia Tenggara yang sudah tidak menggunakan BBM dengan RON rendah, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, hingga Myanmar. Para negara tetangga itu terendah menggunakan BBM dengan RON 91.

Baca Juga: Tak Serentak, Tes SKB CPNS Mulai Digelar 1 September

Begitu juga dengan Australia dan India yang paling rendah menggunakan BBM RON 91. Di kawasan Asia, Indonesia hanya senasib dengan China yang masih menggunakan RON di bawah 90, namun Negeri Tirai Bambu itu terendah menggunakan BBM RON 89.

Tak hanya itu, penggunaan jenis BBM di Indonesia pun merupakan yang terbanyak, yaitu mencapai enam produk. Padahal China hanya empat produk.

Sementara negara-negara Asia Tenggara lain hanya dua sampai empat produk. "Itu alasan yang paling kuat kenapa kita perlu review kembali varian BBM kita karena itu benchmark-nya. Maka kita dorong agar konsumen yang mampu beralih ke ron 92, kita sekarang memiliki Program Langit Biru," ungkap Nicke.

Sedangkan di dunia, negara-negara yang masih menggunakan BBM dengan kadar RON di bawah 90 hanya tujuh negara, yaitu Indonesia, Bangladesh, Uzbekistan, Mongolia, Ukraina, Mesir, dan Kolombia.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x