Indonesia Kecam Pembakaran Al Quran di Swedia dan Penerbitan Karikatur Nabi Muhammad

- 4 September 2020, 15:45 WIB
Charlie Hebdo kembali mencetak karikatur Nabi Muhammad dengan mencantumkan nama korban penyerangan 2015
Charlie Hebdo kembali mencetak karikatur Nabi Muhammad dengan mencantumkan nama korban penyerangan 2015 /Francois Guillot/

JURNALGAYA - Indonesia mengecam keras pembakaran dan perusakan Al Quran di Swedia dan Denmark.

Tak hanya itu, Indonesia juga mengecam publikasi kembali karikatur Nabi Muhammad oleh tabloid Charlie Hebdo di Prancis. Sebab keduanya dianggap penistaan berbasis agama.

“Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab, provokatif, dan telah melukai ratusan juta umat Muslim di dunia,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seperti dikutip Antara, Jumat 4 September 2020.

Baca Juga: Indonesia Dituduh Jadi Pangkalan Militer China, Menteri Retno: Tidak Akan Pernah

Retno menilai, semua tindakan tersebut dinilai bertentangan dengan prinsip dan nilai demokrasi.

Bahkan berpotensi menyebabkan perpecahan antar umat beragama, di saat dunia memerlukan persatuan untuk menanggulangi pandemi Covid-19.

Berita sebelumnya, Akhir Agustus lalu, kerusuhan terjadi di Kota Malmo, Swedia selatan. Sedikitnya 300 orang menggelar protes terhadap tindakan anti Islam.

Sebelumnya pada hari itu, salinan Al Quran dibakar di Kota Malmo oleh beberapa ekstremis sayap kanan.

Menurut laporan surat kabar Aftonbladet, protes anti Islam terjadi setelah pemimpin partai politik sayap kanan Denmark, Rasmus Paludan, ditolak izinnya untuk mengadakan pertemuan di Kota Malmo dan dihentikan di perbatasan Swedia.

Tidak lama berselang, majalah satire Prancis, Charlie Hebdo, kembali mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad, yang memicu kemarahan umat Muslim---untuk menandai dimulainya persidangan bagi terduga pembantu penyerangan terhadap kantor majalah tersebut pada 2015.

Satu diantara sejumlah karikatur tersebut, yang kebanyakan dipublikasikan terlebih dahulu oleh surat kabar Denmark pada 2005 dan baru diterbitkan oleh Charlie Hebdo setahun kemudian, adalah gambaran Nabi Muhammad mengenakan serban menyerupai bom.

Bagi umat Muslim, penggambaran apapun atas Nabi Muhammad dianggap sebagai penistaan.

Editor: Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah