Abaikan Hukum Humaniter, Apa Alasan Israel Menahan Warga Palestina?

- 25 November 2023, 19:58 WIB
Suasana reruntuhan di Gaza Palestina
Suasana reruntuhan di Gaza Palestina /JG/Dwi Ayu/Ig NPC

JURNAL GAYA- Hari Jumat, 24 November 2023 kemarin para tahanan dari Palestina dibebaskan oleh Israel.

Salah satu tahanan bernama Shorouq Dwayyat yang ditangkap pada tahun 2015 dan menjalani tahun kesembilan dari 16 tahun hukumannya.

Dilansir Jurnal Gaya dari laman Al Jazeera, Dwayyat saat ini menjalani hukuman terlama di antara tahanan perempuan Palestina di penjara-penjara Israel. Dia berusia 18 tahun ketika dia ditangkap dan ditahan di penjara Damon di Haifa, dengan tuduhan menikam seorang pemukim Israel dengan pisau.

Baca Juga: Usai Bertugas Bantu Korban Covid Poskibar Resmi Dibubarkan, 4.800 Tabung Oksigen Terdistribusi ke Masyarakat

Seperti Dwayyat, banyak tahanan lain yang dihukum karena kejahatan termasuk membawa dan membuat pisau dan belati.

Pelanggaran umum lainnya yang dirinci dalam daftar Israel meliputi: mengancam keamanan memasuki Israel secara ilegal tanpa izin, melempar batu, mendukung terorisme, dan bergaul dengan organisasi yang bermusuhan/tidak dikenal

“Dugaan kejahatan utama dalam penahanan ini adalah pelemparan batu, yang dapat mengakibatkan hukuman 20 tahun penjara bagi anak-anak Palestina,” kata sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan Juli oleh organisasi hak-hak anak, Save the Children.

Publikasi Israel Haaretz melaporkan bahwa Israel menolak melepaskan orang-orang yang dihukum karena pembunuhan namun mereka yang dihukum karena percobaan pembunuhan dapat dibebaskan.

Baca Juga: Jadwal Sholat di Kota Bogor, Sabtu, 25 November 2023 Beserta Hadits Ganjaran Bagi yang Berpuasa

Setelah dibebaskan para tahanan Palestina akan pergi ke Yerusalem dan tempat keluarga mereka berada.

Berdasarkan kesepakatan tersebut gencatan senjata, tahanan Palestina akan diambil dari dua penjara Israel di tenggara Haifa, yaitu Damon dan Megiddo. Mereka kemudian akan dibawa ke penjara militer Israel.

Di sana, mereka akan diserahkan kepada Komite Internasional Palang Merah.

“Orang-orang dari Yerusalem akan pergi ke Yerusalem, dan orang-orang dari Tepi Barat akan berkumpul di dewan kota Betunia di mana keluarga mereka akan menunggu,” tambah Tarif.

Israel telah melarang perayaan di komunitas Palestina atas kembalinya tahanan

Menurut laporan ada 19 penjara di Israel dan satu di Tepi Barat yang diduduki yang menahan tahanan Palestina.

Sebelum 7 Oktober, ada sekitar 5.200 warga Palestina yang ditahan Israel. Namun, setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, jumlah warga Palestina yang ditangkap melonjak dan 3.000 lainnya ditangkap.Dari mereka yang ditangkap setelah 7 Oktober, 37 diantaranya adalah jurnalis.

Asosiasi pendukung tahanan Palestina dan hak asasi manusia Addameer melaporkan bahwa sebagian besar jurnalis ini menjadi sasaran penahanan administratif, yang berarti mereka ditahan tanpa batas waktu di balik jeruji besi tanpa menghadapi pengadilan atau tuntutan.

Baca Juga: Jadwal Sholat di Wilayah DKI Jakarta, Sabtu, 25 November 2023 Beserta Hadits Membaca Al-Qur'an dengan Tartil

Addameer juga melaporkan bahwa para tahanan menjadi sasaran kekerasan fisik dan kelalaian medis di penjara.

Laporan tersebut mengutip contoh seorang narapidana yang menderita penyakit darah dan asma. Tahanan tersebut diserang, mengakibatkan luka dan memar di kepala dan matanya. Asosiasi melaporkan bahwa narapidana ini telah kehilangan 10kg sejak penangkapannya.

Beberapa tahanan Palestina telah berada di penjara Israel selama lebih dari 30 tahun, sejak sebelum Perjanjian Oslo ditandatangani.

Istilah “dekan tahanan” kadang-kadang digunakan secara lokal untuk merujuk pada mereka, lapor Samidoun, sebuah jaringan solidaritas tahanan internasional Palestina.

Setidaknya 700 anak-anak Palestina di bawah usia 18 tahun dari Tepi Barat yang diduduki dituntut setiap tahun melalui pengadilan militer Israel setelah ditangkap, diinterogasi, dan ditahan oleh tentara Israel.

Anak-anak di tahanan Israel sering mengalami pelecehan fisik, psikologis dan seksual, dan beberapa di antaranya tidak diberi makanan, air dan tidur, menurut Save the Children.***

Editor: Juniar Rodianur

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah