Network
Israel telah setuju untuk membebaskan 150 tahanan perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara mereka dengan imbalan Hamas akan membebaskan 50 perempuan dan anak-anak yang ditawan dalam serangan 7 Oktober.
Namun, Kementerian Kehakiman Israel menyajikan daftar 300 tahanan Palestina yang sedang dipertimbangkan untuk dibebaskan.
Tidak jelas apakah ini mungkin merupakan tawaran untuk pertukaran tahap kedua karena kesepakatan tersebut memungkinkan perpanjangan jeda pertempuran selama satu hari untuk setiap 10 tawanan tambahan yang dibebaskan Hamas.
Baca Juga: Abaikan Hukum Humaniter, Apa Alasan Israel Menahan Warga Palestina?
Di dalam daftar 300 orang itu terdiri dari 33 wanita. Di antara daftar itu mayoritas adalah anak laki-laki berusia 16-18 tahun. Namun, ada juga anak laki-laki berusia 14 tahun.
Sebagian besar narapidana dalam daftar ditangkap antara tahun 2021 dan 2023. Narapidana yang ditangkap pada tahun 2023 ditangkap sebelum tanggal 7 Oktober.
Salah satu tahanan bernama Shorouq Dwayyat yang ditangkap pada tahun 2015 dan menjalani tahun kesembilan dari 16 tahun hukumannya.
Dwayyat saat ini menjalani hukuman terlama di antara tahanan perempuan Palestina di penjara-penjara Israel. Dia berusia 18 tahun ketika dia ditangkap dan ditahan di penjara Damon di Haifa, dengan tuduhan menikam seorang pemukim Israel dengan pisau.
Keluarganya, yang sangat menantikan pembebasannya, membantah tuduhan tersebut. “Shorouq lembut dan tidak bisa menyakiti binatang,” kata ayahnya, Salah Dwayyat, kepada Al Jazeera saat itu.***
