Network
JURNAL GAYA - Penataan Alun-alun Kota Bandung yang sempat menimbulkan bentrokan antara para PKL (Pedagang Kaki Lima) dengan petugas Satpol PP, berangsur mereda.
Pemerintah Kota Bandung turun langsung dalam proses penataan dengan terjun langsung melihat situasi basement alun-alun Kota Bandung yang akan menjadi tempat relokasi para PKL.
Awalnya para PKL tidak mau direlokasi karena melihat ketidaksiapan basement yang akan menjadi tempat berdagang dan sepi pengunjung sehingga omzet menurun.
Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UKM (Diskop UKM) Kota Bandung, Atet Dedi Handiman menegaskan, kawasan Alun-alun telah ditetapkan sebagai zona merah bagi PKL. Sehingga pemaksaan diri para pedagang untuk berjualan di kawasan tersebut tidak dapat dibenarkan.
Pelarangan pedagang berdagang di zona merah diupayakan relokasi agar tetap bisa mencari nafkah. Pemkot Bandung telah menyiapkan solusi yakni penataan dan relokasi PKL ke Basemen Alun-alun.
Total ada 140 PKL yang telah terdata dan bersedia dipindahkan ke basemen yang juga beberapa hari lalu telah diresmikan Pemkot Bandung.
"PKL yang terdata untuk dipindahkan sebanyak 140. Dari 140 PKL tersebut, masih ada sekitar 52 PKL yang belum pindah. Lalu dari 52 PKL yang belum pindah tadi, informasi terakhir yang kami terima, sekitar 20 PKL sudah bergerak turun ke basemen. Sehingga ada sekitar 32 PKL lagi yang masih dalam proses dipindahkan ke area basemen,” ujarnya.
Atet juga menyebut, kawasan PKL di Basemen Alun-alun diperuntukkan bagi PKL terdata yang menjual kuliner dan non kuliner. Termasuk PKL yang berjualan di kawasan Jalan Dalem Kaum yang telah direlokasi.
