Riset ITB soal Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa, BMKG: Jangan Panik

- 26 September 2020, 06:45 WIB
BMKG
BMKG /

JURNALGAYA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengomentari hasil riset ITB mengenai potensi tsunami di Selatan Jawa.

BMKG mengimbau, masyarakat jangan panik dan tidak cemas terhadap riset Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait potensi gempa kuat di zona megathrust tersebut.

Dikutip dari RRI, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, meski kajian ilmiah mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan skenario terburuk, tetapi hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan dimana gempa akan terjadi.

Baca Juga: Persahabatan Luis Suarez dan Lionel Messi yang Terpukul dengan Keputusan Barcelona

"Apakah dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi (drill), menata dan memasang rambu evakuasi, menyiapkan tempat evakuasi sementara, membangun bangunan rumah tahan gempa, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami," kata Daryono dalam keterangan resmi, Jumat (25/9/2020).

Dalam ketidakpastian itu, sambung Daryono, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah konkret untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa.

"Saya imbau hasil kajian ITB tidak menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran masyarakat. Baginya, hasil kajian harus direspons dengan upaya mitigasi nyata," ucapnya.

Baca Juga: Ini Daftar Lengkap Pemenang Indonesian Television Awards 2020

Sebelumnya, riset Institut Teknologi Bandung (ITB) menimbulkan keresahan di masyarakat.

Riset itu menggambarkan, di sepanjang Pantai selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur berpotensi tsunami akibat pecahnya segmen-segmen megathrust jalur sepi gempa (seismic gap) di Samudera Indonesia secara bersamaan.

Hasil riset menggunakan data gempa dari katalog BMKG dan katalog International Seismological Center (ISC) periode April 2009 sampai November 2018, menunjukkan adanya zona memanjang di antara pantai selatan Pulau Jawa dan Palung Jawa yang hanya memiliki sedikit aktivitas kegempaan.

Baca Juga: Dynamite BTS Tercepat Lampaui 400 Juta Penayangan, Geser How You Like That BLACKPINK

Riset juga memanfaatkan data GPS dari 37 stasiun yang dipasang di Jawa Tengah dan Jawa Timur selama enam tahun terakhir.

Hasil pengolahan data digunakan sebagai model simulasi numerik tinggi tsunami di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa jika terjadi gempa besar.

Editor: Firmansyah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x