Janda Bolong Trending Twitter, Ini Cara Tanam dan Penyebab Harganya Ratusan Juta

- 27 September 2020, 12:11 WIB
Harga tanaman hias Janda Bolong tembus ratusan juta, ternyata merawat dan memperbanyaknya mudah.
Harga tanaman hias Janda Bolong tembus ratusan juta, ternyata merawat dan memperbanyaknya mudah. /Unsplash @huyphan2602

JURNALGAYA - Tanaman hias Janda Bolong akhir-akhir ini ramai diperbincangkan karena harganya yang mencapai ratusan juta. Hari ini Janda Bolong pun trending di Twitter.

Netizen rata-rata mencoba menjual tanaman Janda Bolongnya. Berbagai postingan pun terlihat lucu.

"Janda bolong lagi mahal,,ayokkk siapa yang minat janda bolong nya, yang g bolong juga banyak nih," tulis @putri_ismiranti.

"Barusan banget beli Janda Bolong 300rb murah meriah," tulis @Mulya093.

"Janda Bolong 100 juta. Gua jual aja bunga emak gue. Auto kaya," tulis Qausar.

Baca Juga: Sinopsis Film Pengkhianatan G30S PKI di SCTV: Pembunuhan Keji 7 Jenderal

Nama tanaman hias Janda Bolong atau Monstera Adansoni Variegata menggemparkan masyarakat. Hal ini dikarenakan harganya mencapai ratusan juta rupiah.

Meski bagi sebagian orang harganya tidak masuk akal, namun memang demikian adanya.

Tanaman hias berdaun indah yang termasuk ke dalam Familia Aracae ini memiliki harga jual hingga ratusan juta.

Satu buah Janda Bolong yang berukuran kecil saja dapat dihargai sekitar enam juta. Adapun jika ukurannya sudah cukup besar, tanaman hias Janda Bolong ini akan dihargai per helai daun.

Baca Juga: Zidane Sebut Barcelona Tetap Kuat Meski Tengah Dilanda Badai Masalah

Dosen Fakultas Pertanian Unpad Syariful Mubarok mengungkapkan alasan mengapa harga tanaman hias jenis Monstera ini dapat melambung tinggi.

Dikutip dari ketik.unpad.ac.id, bentuk tanaman Monstera yang memiliki keindahan pada daunnya yang memiliki lubang. Terkhusus pada jenis Variegata ini yang memiliki warna unik pada daun yaitu hijau putih, maka tidak heran dapat bernilai julai tinggi.

Janda Bolong
Janda Bolong @fullfoliage

Pria yang bergelut di Departemen Budidaya Tanaman ini menyatakan bahwa harganya yang melambung naik bukan karena teknik budidayanya yang sulit.

Menurutnya nilai jual Janda Bolong yang mencapai ratusan juta tersebut merupakan bentuk dari permainan harga semata.

Baca Juga: Banyak Dicari Orang, Tanaman Hias Indoor Ini Bisa Laku Terjual Rp 77 Juta

“Sebenarnya peningkatan atau naiknya harga yang drastis bukan akibat dari sulitnya teknik budidaya yang dilakukan, ini hanya sebatas dari permainan dagang atau harga untuk tanaman hias,” jelas Syariful.

Ia menambahkan bahwa fenomena ini pernah terjadi pula pada sekitar tahun 2007. Pada saat itu kenaikan harga fantastis pun pernah dialami oleh Anthrium Gelombang Cinta.

Syariful menjelaskan jika sudah banyak yang produksi tanaman ini, maka akan mengakibatkan harga di pasaran menjadi turun drastis.

“Saya pun menakutkan hal tersebut terjadi pada monstera ini, setelah banyak dibudidayakan dan jumlahnya meningkat di masyarakat mengakibatkan harganya turun,” tutur Syariful yang merupakan pengajar produksi tanaman hias ini.

Baca Juga: Pilkada Surakarta dan Medan Paling Ramai Diberitakan Media, Karena Anak dan Mantu Jokowi?

Ilustrasi tanaman Janda bolong
Ilustrasi tanaman Janda bolong Leaf and Paw

Karena jika dilihat dari budidayanya, tanaman ini tidak ada cara khusus untuk merawatnya. Syariful menjelaskan bahwa yang perlu diperhatikan hanya penyiraman, pemupukan, serta pengendalian hama penyakit.

Maka Syariful memandang bahwa dengan ramainya tanaman hias monstera ini terdapat segi baik dan buruknya. Untuk segi baiknya, nilai ekonomis semua jenis tanaman meningkat.

Harga tanaman jenis lain yang berdaun indah ikut naik, dan terbukti saat ini harga tanaman hias seperti anggrek, aglaonema, anthurium, caladium ikut meningkat.

Menurutnya pula dengan viral nya Monstera menjadikan masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan guna budidaya tanaman hias.

Namun Syariful pun menyampaikan bahwa segi buruk dari adanya fenomena ini ialah harga yang kemungkinan akan turun drastis.

Hal tersebut disebabkan oleh mulai banyaknya yang membudidayakan tanaman ini, sehingga pada akhirnya tidak memiliki nilai ekonomis lagi.

 

Editor: Firmansyah

Sumber: Ketik Unpad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah