Baca Juga: Jagal dan Senyap, Sisi Lain Masa Kelam Indonesia yang Tak Ada di Film Pengkhianatan G30S PKI
Jelas Ardhy, mereka yang selama ini menikmati kopi wine itu mengaku rasanya berbeda dengan jenis kopi yang diproses biasa yakni aroma buah kopi dan tingkat keasamannya lebih kuat.
"Fruity dan acidity-nya lebih kuat dibanding kopi biasa," katanya.
Iamengatakan, kopi wine yang memiliki cita rasa tersendiri itu dijual dengan harga cukup tinggi dibandingkan kopi proses biasa, yakni wine dalam bentuk green bean seharga Rp160 ribu sampai Rp180 ribu per kg, sedangkan roast bean seharga Rp400 ribu sampai Rp500 ribu per kg.
Selama ini, lanjut dia, petani kopi baru mampu memproduksi secara terbatas hanya 3 sampai 5 ton setiap bulan per kelompok, atau sekitar 30 sampai dengan 50 ton untuk satu musim yang hanya dilakukan oleh beberapa kelompok tani.
"Ya perkiraan 30 sampai dengan 50 ton untuk satu musim karena hanya beberapa kelompok saja yang menguasai tekniknya," kata Ardhy.
Iamenyampaikan, proses kopi wine membutuhkan keahlian khusus, bahkan proses dari mulai pemilihan biji kopi sampai pengeringan hingga siap seduh kurang lebih sekitar 1,5 bulan.
Baca Juga: Janda Bolong Trending Twitter, Ini Cara Tanam dan Penyebab Harganya Ratusan Juta
Produksi kopi wine di Garut, lanjut Ardhy, masih membutuhkan dorongan modal serta sarana dan prasarana untuk bisa memproduksi secara besar-besaran yang nantinya bisa memberikan keuntungan untuk petaninya.