Ridwan Kamil Akui Keterisian RS Covid 19 di Jabar Sudah Lampu Kuning

- 28 September 2020, 14:43 WIB
Petugas medis berjalan menuju ruang perawatan di gedung Lembaga Peningkatan Mutu Pendidikan (LPMP) yang dijadikan Rumah Sakit Darurat COVID-19 di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu 26 September 2019. Pemerintah setempat menjadikan sejumlah gedung milik pemerintah sebagai rumah sakit darurat penanganan COVID-19 menyusul terjadinya peningkatan signifikan kasus konfirmasi positif COVID-19 dalam sepekan terakhir ini dan tidak dapat ditampung di rumah sakit umum yang ada karena sudah penuh.
Petugas medis berjalan menuju ruang perawatan di gedung Lembaga Peningkatan Mutu Pendidikan (LPMP) yang dijadikan Rumah Sakit Darurat COVID-19 di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu 26 September 2019. Pemerintah setempat menjadikan sejumlah gedung milik pemerintah sebagai rumah sakit darurat penanganan COVID-19 menyusul terjadinya peningkatan signifikan kasus konfirmasi positif COVID-19 dalam sepekan terakhir ini dan tidak dapat ditampung di rumah sakit umum yang ada karena sudah penuh. /Foto: ANTARAFOTO/Basri Marzuki/wsj./
 
JURNALGAYA---Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menyebut dari sisi keterisian rumah sakit, Provinsi Jabar sudah lampu kuning. Karena, keterisian secara umum baik ruang isolasi IGD lain-lain ada di 56 persen. Padahal, standar WHO kurang lebih 60 persen. 
 
"Nah kita sudah 56 persen secara umum mendekati. Ini menjadi perhatian kita d Minggu ini,"  ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Senin (28/9).
 
Kemudian, menurut Emil, dalam rangka pengisolasian OTG sedang dikoordinasikan oleh Sekda Provinsi Jabar ada 15 hotel di Bandung Raya dan ada 3 hotel di Bodebek yang akan digunakan untuk ruang isolasi d hotel. 
 
"Per hari ini juga terjadi pelanggaran 635.000 di mana 90 persen perorangan dan operasi yustisi ini sudah dilakukan dengan maksimal oleh Pak Kapolda Pangdam baik Polda Jawa Barat maupun Polda Metro yang selalu yang dilakukan berbarengan dengan pemberian masker," paparnya.
 
Selama sepekan ini, kata dia, nilai total denda operasi yustisi mencapai Rp 38 juta. Selama melakukan operasi yustisi, tim juga membagikan masker. Tujuannya, untuk mengedukasi lebih tinggi lagi. 
 
Karena, kata dia, sekarang dari sisi ekonomi semua sudah paham bahwa rem dan gas antara ekonomi dan kesehatan ini selalu dinamis. Yakni, kadang-kadang 50 persen kesehatan dan 50 persen ekonomi. Namun,  kadang-kadang juga 70 persen kesehatan seperti sekarang dan 30 persen ekonomi.
 
"Tapi tidak pernah 100 berbanding nol kira-kira begitu contoh ditetapkan PSBB di Jakarta berarti di rem ekonominya itu akuntansi turun yang weekend dulu 60 per persen sekarang Hanya 30 persen," katanya.
 
Jadi, kata Emil, itu lah fluktuatif dari sisi buka tutup kebijakan. Walaupun, pergerakan manusia itu relatif sudah hampir sama seperti awal pandemi 
 
Namun, kata dia, ada juga berita baiknya. Yakni, di Jabar terjadi pertumbuhan ekspor. Sehingga, pintu ekspor ini sekarang sudah bergerak lagi agak cepat. Artinya, orang-orang Jawa Barat bisa jualan. Krnaikannya adalah 14,6 persen di bulan Agustus. Bila dibandingkan Juli, jadi angka ini perbulannya naik perlahan.
 

Editor: Qiya Ameena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x