Kesehatan Mental Rentan Terganggu Saat Pandemi, 6,8 Persen Alami Gangguan Cemas

- 10 Oktober 2020, 06:45 WIB
Seminar kesehatan mental
Seminar kesehatan mental /Humas Pemprov Jabar
 
JURNALGAYA----Hari ini, tanggal 10 Oktober 2020, diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental. Hati-hati ya, kesehatan jiwa masyarakat rentan terganggu di tengah pandemi COVID-19. Karena, berbagai tekanan, mulai dari informasi bohong atau hoaks, ketakutan, dan ketidakpastian akan berakhirnya pandemi, menyebabkan tekanan psikologi berat. 
 
Menurut Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Elly Marliyani, berdasarkan survei Puslitbangkes Kemenkes pada 2020, sekitar 6,8 persen masyarakat Indonesia mengalami gangguan cemas. Dari angka tersebut, 85,3 persen di antaranya tidak memiliki riwayat gangguan psikiatri. 
 
Menurutnya, situasi tersebut semakin darurat dengan adanya peningkatan durasi penggunaan gawai selama pandemi pada orang tua dan anak.
 
 
Penelitian RSCM FK UI pada bulan April-Juni 2020 menunjukkan, terjadi peningkatan waktu rata-rata penggunaan gawai hingga 11,6 Jam per hari dan peningkatan kecanduan internet pada remaja sebesar 19,3 persen. 
 
"Banyak orang yang cemas dan khawatir, stigma terhadap fasilitas kesehatan jiwa, kondisi pandemi COVID-19. Ini, menyebabkan masyarakat akan menjadi sulit mendeteksi lebih dini keadaan kesehatan jiwanya," ujar Elly, Sabtu 10 Oktober 2020.
 
Berangkat dari situasi tersebut Pemerintah Provinsi Jabar berinovasi dengan  meluncurkan Konsultasi Jiwa Online (KJOL yang dibaca Kajol). Peluncuran itu sebagai respons cepat akan permasalahan kejiwaan di tengah pandemi. 
 
 
"Hingga saat ini ada 201 orang yang menggunakan aplikasi pemeriksaan kesehatan jiwa online," katanya. 
 
 
Elly menjelaskan, masyarakat Jabar yang memerlukan konsultasi jiwa dapat menghubungi nomor 081221292020 via aplikasi pesan whatsapp atau mengakses link http//:tiny.cc/KJOL

Editor: Qiya Ameena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah