Bamsoet Sebut Dalam Berpolitik Tak Boleh Baper, Maksudnya ke Siapa?

- 15 Oktober 2020, 13:00 WIB
Bamsoet Nge-Vlog Kebangsaan bareng AyunTing-Ting
Bamsoet Nge-Vlog Kebangsaan bareng AyunTing-Ting /
 
JURNALGAYA---Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengundang mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah untuk berbicara terkait persoalan bangsa dan perpolitikan nasional dalam acara di channel Youtube miliknya.

"Siapa tidak mengenal Fahri Hamzah. Politisi kawakan yang penuh 'kontroversi' dengan pemikiran 'out of the box' ini adalah salah satu singa parlemen. Aumannya menggetarkan banyak pihak, di mana ada keriuhan politik, di sana ada Fahri Hamzah," ujar Bamsoet.
 
Hal itu dikatakan Bamsoet usai berbincang dengan Fahri Hamzah di studio Podcast NGOMPOL di Jakarta, Rabu 14 Oktober 2020.
 
 
Bamsoet mengaku, dirinya pernah melihat Fahri Hamzah berbincang akrab dengan Presiden Joko Widodo di acara penganugerahan Bintang Mahaputera, saat itu "gesture" Presiden Joko Widodo terlihat sangat mengapresiasi Fahri Hamzah.
 
Menurut dia, hal itu menandakan walaupun kritik "pedas" seringkali terlontar dari ucapan Fahri, bukan berarti hubungan personalnya dengan Presiden Joko Widodo tidak baik.
 
Karena itu menurut dia, dalam berpolitik tidak boleh terbawa perasaan (baper) karena kritik maupun apresiasi semata bukan tentang sosok pribadi seseorang, melainkan demi kebaikan bangsa dan negara.
 
 
 
"Justru sebagaimana diakui Presiden Joko Widodo di berbagai kesempatan, dirinya merindukan sosok kritis seperti Fahri Hamzah, menjadi teladan bahwa dalam berpolitik, tidak boleh sampai terbawa ke masalah pribadi. Tidak boleh personal, karena kita tidak sedang bercinta, tapi mengurus negara," ujarnya.


Menurut Bamsoet, saat ini setelah Fahri tidak lagi mengemban jabatan publik, Fahri mengaku lebih santai, lebih ringan, dan bisa menjadi lebih apa adanya.
 
Baca Juga: Mahfud MD Dorong SBY Laporkan Tanjung Politikus PDIP Penyebar Hoaks

Bamsoet mengungkapkan, menurut Fahri Hamzah, saat ini ada tiga penyakit umum yang masih menghinggapi perpolitikan Indonesia, pertama, kurang pandai berencana, sehingga tiba masa hilang akal.
 
 
Kedua, dalam pelaksanaan terhadap apapun, terkadang lebih sibuk ingin dianggap sukses, sehingga tak peduli proses. Ketiga, citra bisa mengalahkan kinerja.

"Ketiga penyakit tersebut, menurut Fahri, berakar dari feodalisme. Karena itulah, bangsa Indonesia masih memerlukan sosok Fahri Hamzah untuk mengaum, memberikan berbagai pemikiran yang 'liar', yang tidak hanya enak di dengar, melainkan pemikiran tajam yang berguna bagi kebaikan bangsa dan negara," paparnya.​​​​​​​
 
 
Bamsoet mengatakan, dalam manajemen pemerintahan, Fahri Hamzah menekankan ada tiga masalah utama yang perlu diperbaiki, pertama, masalah internal. Kedua, operator, dan ketiga, penasehat.

"Ketiga masalah tersebut semakin terlihat dalam cara pemerintah menangani pandemi COVID-19," katanya.

Editor: Qiya Ameena

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x