"Hal ini (pemotretan) dianggap membuang-buang waktu perdana menteri," kata Jussinmaki.
Marin dipilih sebagai cover story majalah Trendi pada edisi Oktober 2020. Di dalamnya, Marin berbicara mengenai tuntutan pekerjaannya, rasa lelahnya, serta kesulitannya menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan keluarga.
Apa yang disampaikan Marin dalam majalah pun memicu dukungan di media sosial. Sebagai tanggapan, banyak perempuan mengunggah gambar mereka dengan balutan blazer tanpa pakaian dalam di media sosial, ditemani tagar #imwithsanna.
"Saya pikir mereka bicara tentang perempuan yang lelah dengan berbagai pembatasan berperilaku, termasuk salah satunya yang dinilai dari penampilan mereka," ujar Jussinmaki.
Marin bukan politisi perempuan pertama yang menghadapi kritik atas penampilannya, baik dalam kehidupan pribadi ataupun publik. Pada 2016 lalu, mantan Perdana Menteri Inggris Theresa May menghadapi kritikan setelah difoto dengan celana kulit untuk Sunday Times Magazine.
Selain itu, anggota parlemen Inggris, Tracy Brabin, juga mendapatkan sindiran di dunia maya setelah seseorang di media sosial memperlihatkan fotonya dengan bagian bahu yang terbuka dalam sebuah rapat parlemen.***