Eks Pengungsi Timor Leste Mengaku Jauh dari Teror dan Kini Hidup Damai Bahagia di Indonesia

- 23 Oktober 2020, 20:13 WIB
Pengakuan Eks Pengungsi Timor Leste, Jauh dari Teror Kini Hidup Damai dan Bahagia di Indonesia
Pengakuan Eks Pengungsi Timor Leste, Jauh dari Teror Kini Hidup Damai dan Bahagia di Indonesia /ANTARA

JURNALGAYA - Referendum 30 Agustus 1999 memastikan langkah baru bagi Indonesia maupun Timor Timur (sekarang Timor Leste).

Sebelumnya, terjadi dua kubum antara orang yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan tetap bergabung ke Indonesia.

Hingga akhirnya dalam referendum yang disponsori PBB antara Indonesia dan Portugal, mayoritas penduduk Timor Leste memilih merdeka dari Indonesia.

Baca Juga: Rumah Sementara Korban Banjir Bandang Rusak Dihantam Angin Puting Beliung di Lebak Banten

Waktu itu pemerintah Jakarta memberi dua pilihan usai Referendum memilih Timor Timur merdeka, mengungsi ke Kupang atau ikut Xanana Gusmao.

Akhirnya perbedaan pendapat ada, layaknya Jerman Barat- Timur, ada yang mengungsi ke Indonesia namun tak sedikit pula tinggal di Timor Leste.

Seperti diberitakan Zona Jakarta dalam artikel Pengakuan Eks Pengungsi Timor Leste, Jauh dari Teror Kini Hidup Damai dan Bahagia di Indonesia, kisah usang itu sudah berlalu.

Baca Juga: ShopeePay Perkuat Keamanan Akun Pengguna dengan Rekognisi Wajah dan Sidik Jari

Kini kedua negara hidup damai dan rukun saling menghormati.

Namun ada kisah menarik dimana seseorang bernama Muhajir Hornai Bello (42) yang asli Timor Timur memilih mengungsi ke Indonesia.

Diwawancarai oleh ABC Australia, Muhajir menceritakan bagaimana ia bisa memilih mengungsi ke Indonesia.

Pasca referendum 1999 Muhajir bersama 1000 orang lebih eks Timor Timur dengan menaiki KRI milik TNI AL, hijrah.

Baca Juga: Teriakan Allahuakbar Menggema saat Puting Beliung Hantam Bekasi Utara, 6 Rumah Rusak

"Kira-kira ada seribu lebih orang di kapal itu," kata Muhajir seperti dikutip zonajakarta.com dari abc.net.au.

"Semua pengungsi itu berasal dari beberapa kabupaten yang pro-integrasi mereka mengungsi bersama, ada 3 kapal perang TNI (yang digunakan mengangkut pengungsi) seingat saya," bebernya.

Banyak anak mudanya yang ingin pidah ke luar negeri, ada apa dengan Timor Leste?
Banyak anak mudanya yang ingin pidah ke luar negeri, ada apa dengan Timor Leste? PIXABAY

Nuhajir mengaku sedih harus berpisah dari keluarganya yang memilih tinggal di Timor Leste.

"Sedih rasanya karena saya pisah dengan keluarga," ujar Muhajir.

"Banyak yang masih tinggal di Timor Leste, termasuk saudaranya bapak, saudara kakak bapak, saudara adik bapak, banyak yang masih di sana," katanya.

Ia mengungkapkan perbedaan pendapat dengan keluarga sempat ada akibat Muhajir memilih ke Indonesia.

Baca Juga: Suhu Politik Memanas, Rakyat Timor Leste Terpaksa Gelar Pemilu 2 Kali dalam Setahun

"Dulu kan anggaplah ideologi, namanya pilihan, mereka pilih merdeka, saya ingin bergabung dengan Indonesia itu artinya beda pendapat," kata Muhajir yang asli dari Kabupaten Viqueque, Timor Leste.

Sampai saat ini ia tinggal di Kampung Pengungsi eks TimTim di Noelbaki, NTT dimana Muhajir bersama pengungsi lainnya mengalami masa-masa sulit pada awalnya.

"Setahun pertama kami datang ke sini itu kegiatan (pekerjaan) tidak ada, karena dipikirnya itu akan kembali ke Timor-Timur lagi, makanya tidak ada aktivitas hanya tunggu saja bantuan kemanusiaan." ujarnya.

Baca Juga: Ekonom: Ada Atau Tidaknya Pandemi Covid-19, Masa Depan Timor Leste Tak Pasti, Dihantui Kemiskinan

"Pemerintah hanya bantu awal 1999 saja, habis bantuan kemanusiaan tidak ada, sekarang ini (rumah) kita bangun sendiri," kata Muhajir.

Muhajir sendiri kini tak lagi rindu kampung halamannya karena ia merasa damai dan bahagia hidup di Indonesia.

Pasalnya Muhajir menilai di Indonesia lebih aman karena pemerintah menjamin keselamatan warganya saat bekerja.

Muhajir juga enggan mengenang masa lalu buruk saat dirinya diteror kelompok kemerdekaan Fretilin.

Baca Juga: Berikan Bunga Kejam, Ramos Horta: Bank Mandiri dan BRI Pembunuh Ekonomi Timor Leste!

Baca Juga: Iran, Qatar dan Rakyatnya Sendiri Incar Kematian Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman

"Kalau di sini kita petani mau bekerja di pertanian bisa, karena aman untuk kita bekerja," ungkapnya.

Kalau saat di Timor Timur, kita mau bertani jauh dari kampung itu kan kita takut, trauma, diteror, diancam sama kelompok-kelompok yang ingin merdeka (Fretilin)," katanya.

Walau demikian saat ini hanya satu yang diinginkan Muhajir dari Indonesia.

Yaitu dibutuhkan pengakuan pemerintah Indonesia akan statusnya sebagai WNI yang saat ini masih belum jelas sah atau tidak.

"Status kami tidak jelas, status tanah tidak jelas. Itu yang menjadi persoalan bagi kami yang masih tinggal di pengungsian," pungkas Muhajir.*** (Beryl Santoso/ZonaJakarta)

Editor: Firmansyah

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah