Mahasiswa Marah Pemerintah Sebut Demo UU Cipta Kerja Ditunggangi: Kami ke Jakarta Patungan!

- 29 Oktober 2020, 06:20 WIB
Ilustrasi demo mahasiswa.
Ilustrasi demo mahasiswa. /DialektikaKuningan.com/Ade Ardiansyah

JURNALGAYA - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Bayu Septian mengungkapkan kekesalannya di acara Mata Najwa di Trans 7, Rabu 28 Agustus 2020.

Ia kesal karena pemerintah menilai aksi yang dilakukan mahasiswa ditunggangi dan disponsori. Padahal, untuk anak daerah seperti dirinya, agar bisa beraksi ke Jakarta, mereka harus patungan.

"Kita anak daerah, untuk sampai ke pusat (Jakarta) harus patungan. Dalam kondisi seperti itu, malah (dituduh ditunggangi), jadi malah timbul amarah baru. Tidak benar kami ditunggangi," ungkap Bayu.

Baca Juga: Mata Najwa Ungkap Pelaku Pembakaran Halte Sarinah saat Demonstrasi UU Ciptaker yang Terorganisir

Meski ada tudingan semacam itu, hingga kini, gerakan-gerakan (mahasiswa) masih terus berjalan. Sebab hingga kini, belum ada respons dari pemerintah.

Bahkan berkali-kali demo, Presiden Jokowi tak kunjung menemui. Padahal, mahasiswa adalah rakyat Indonesia yang berhak menemui presiden yang dipilihnya.

Untuk itu, pada Sumpah Pemuda ini, mahasiswa menyatakan mosi tidak percaya pada pemerintah.

"Kita lihat gelombang demonstrasi ini semakin besar. Tandanya ini mempertanyakan kredibilitas pemerintah apakah sudah merepresentasikan kepentingan masyarakat?" kata Bayu.

Baca Juga: Megawati Kesal Dituduh PKI, Kalian Kalau Lihat Saya di Bully Lawan!

Mengenai berbagai kerusakan yang terjadi akibat demonstrasi, Bayu mengungkapkan, apapun gerakan mahasiswa, jangan saling mendiskreditkan.

"Jangan hanya fokus pada aksi kerusakan yang terjadi (dalam demo). Jangan mengaburkan fokus pemerintah untuk melihat substansi apa yang kita (demonstran) angkat," tutur dia.

"Kami butuh presiden kami. Sampai saat ini kami tidak melihat batang hidung yang terhormat Bapak Jokowi."

Baca Juga: Ditanya Apa Sumbangsih Milenial, Jawaban Ernest Prakasa di Mata Najwa Skakmat Megawati

Juru Bicara Jokowi, Fadjroel Rachman mengungkapkan, hingga kini pihaknya mempelajari apa yang disampaikan para mahasiswa.

"Mudah-mudahan mereka langsung bisa bertemu dengan presiden. Mudah-mudahan ada waktu untuk bertemu. Itu yang penting," kata dia.

Fadjroel mengungkapkan, pemerintah selama ini tidak mempermasalahkan apa yang disampaikan mahasiswa. Hak mereka bahkan dilindungi UUD.

Sedang Berlangsung: Link Live Streaming Mata Najwa, Rabu 28 Oktober 2020
Sedang Berlangsung: Link Live Streaming Mata Najwa, Rabu 28 Oktober 2020

"Asal jangan melakukan pelanggaran hukum. Itu saja," kata Fadjroel Rachman.

Selama ini, Istana sangat tegak lurus menghormati demokrasi sesuai konstitusi, sepanjang mahasiswa tidak melakukan pelanggaran hukum, hak mereka untuk menyatakan pendapat.

Fadjroel pun meminta mahasiswa untuk mengajukan keberatan-keberatan mereka ke MK. Sehingga apa yang disebut mosi tidak percaya itu enggak sekadar aksi jalanan.

"Bawa itu secara intelektual ke MK," tutur Fadjroel Rachman.

Baca Juga: Jokowi Ingatkan Semangat Sumpah Pemuda Harus Terus Menyala

Memeringati Sumpah Pemuda, acara Mata Najwa malam ini mengangkat tema Unjuk Sumpah Anak Muda.

Dikutip dari Instagram Mata Najwa, Indonesia tak tersusun dari batas peta, tapi gerak dan peran besar kaum muda.

Kini gerak anak muda makin terasa, banyak yang berani bersuara, turun tangan, dan berkarya nyata.

Baca Juga: 5 Potret Jin BTS Saat Datangi Map of The Soul Showcase, Tatapan Matanya Bikin Salting

Dari soal penegakan hukum, lingkungan hidup, korupsi, sampai urusan demokrasi, berbagai macam permasalahan negeri ini dihadapi anak muda dengan caranya sendiri.

Tanggal 28 Oktober 2020, hari Sumpah Pemuda ke-92. #MataNajwa hadir dengan episode spesial #SumpahPemuda dalam episode "Unjuk Sumpah Anak Muda".***

Editor: Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x