3 Korban Tewas Ditusuk dan Dipenggal dalam Penyerangan Pisau di Gereja, Prancis Siaga 1

- 30 Oktober 2020, 06:19 WIB
Pasukan Keamanan Menjaga Gereja Notre Dame di di Nice, Prancis, 29 Oktober 2020 Setelah Penyerangan Pisau.
Pasukan Keamanan Menjaga Gereja Notre Dame di di Nice, Prancis, 29 Oktober 2020 Setelah Penyerangan Pisau. /Tangkap Layar Reuters.

JURNALGAYA - Aksi teror terjadi di Nice, Prancis. Tiga orang tewas dalam penyerangan tersebut, salah satunya tewas dipenggal.

Akibatnya, pemerintah Prancis meningkatkan status peringatan keamanan di wilayahnya ke level tertinggi setelah adanya aksi teror yang menewaskan tiga orang di Nice.

Pemberlakuan status darurat itu diumumkan Perdana Menteri Prancis Jean Castex pada Kamis 29 Oktober 2020.

Baca Juga: PKS Surati Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Hina Islam: Harusnya Dia Jadi Contoh

Dikutip dari RRI, Castex di hadapan Majelis Nasional Prancis mengatakan pemerintah akan memberi respon yang tegas.

Seorang perempuan dan dua lainnya tewas dalam peristiwa yang diduga dilakukan oleh seseorang pelaku teror di sebuah gereja di Nice, Prancis, Kamis.

Beberapa jam setelah serangan teror di Nice, polisi menembak mati seorang pria yang diduga mengancam pejalan kaki dengan pistol di Montfavet, di dekat Kota Avignon, Prancis.

Baca Juga: Megawati Tanyakan Sumbangsih Milenial, Ini Jawaban Najwa Shihab yang Bikin Heboh Indonesia

Menurut stasiun radio Europe 1, dua pelaku menyerukan: "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar, red) saat melakukan aksi teror.

Dalam kesempatan terpisah, sejumlah media memberitakan seorang pria berkebangsaan Arab Saudi telah ditangkap oleh aparat di Kota Jeddah, Arab Saudi, setelah ia menyerang dan menyebabkan seorang penjaga di Kantor Konsulat Prancis, terluka.

Pascainsiden pemenggalan, Wali Kota Nice, Christian Estrosi lewat unggahannya di Twitter mengatakan serangan teror yang terjadi di Gereja Notre Dame itu serupa dengan serangan yang menyebabkan Samuel Paty, seorang guru asal Prancis, tewas pada bulan ini.

Baca Juga: Ini Dia Giselle Aespa, Perpaduan Krystal f(x) dan Yuri SNSD, Member Terakhir?

Estrosi mengatakan pelaku terus menyerukan kata "Allahu Akbar", meskipun ia telah ditahan oleh anggota kepolisian.

"Cukup!" kata Estrosi. "Ini waktunya bagi Prancis untuk bertindak tegas demi menghapus aksi fasisme Islam di wilayah kami," kata dia.

Sejumlah wartawan di lokasi menyebut polisi bersenjata lengkap dengan pistol otomatis berjaga di sekitar gereja, yang berlokasi di pusat perbelanjaan Jean Medecin, Nice. Sejumlah ambulans dan kendaraan pemadam kebakaran juga terlihat siaga di lokasi teror.

Baca Juga: Sebut Presiden Prancis Tak Beradab! Mahathir Ungkap Aksi Pembantaian Jutaan Orang

Selepas kejadian, sejumlah negara turut menyatakan solidaritas dan menyampaikan dukungan bagi Prancis, salah satunya adalah Inggris.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan ia dan rakyat Inggris akan terus mendukung Prancis.

"Saya terkejut mendengar berita serangan brutal di Nice pagi ini, di Basilika Notre-Dame," kata PM Johnson lewat unggahannya di Twitter.

"Kami menyampaikan rasa duka cita dan doa untuk para korban serta keluarga mereka, dan Inggris akan terus bersama-sama Prancis melawan aksi teror serta intoleransi," kata dia.

Editor: Firmansyah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x