Waduh, Ribuan Perusahaan di Jabar Terdampak Covid 19, 500 Perusahaan Sudah Lakukan PHK

- 2 November 2020, 16:42 WIB
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan).
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan). /Humas Prov Jabar/

JURNAL GAYA---Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengklaim alasan keputusan tidak menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) untuk mencegah lebih banyak pemutusan hubungan kerja (PHK).

Menurut Ridwan Kamil, 60 persen industri manufaktur yang ada di Indonesia berada di Jawa Barat. Padahal, sektor tersebut yang paling terdampak kinerja bisnisnya karena pandemi Covid-19.

"Ada 2.000-an perusahaan (industri manufaktur) yang terdampak (Covid-19). 500 perusahaan diantaranya melakukan PHK. Jabar itu sektor manufaktiur terbesar di Indonesia, sektor ini pula dan (sektor) jasa yang paling terdampak,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Mapolda Jabar, Senin 2 November 2020.

Baca Juga: Bocoran Sinetron Perempuan Pilihan Senin 2 November 2020, Maya dan Arya Laporkan Faris ke Polisi

Emil mengatakan, itu lah mengapa UMP Jabar tidak dinaikan. Karena, mengikuti surat edaran dari Kementerian Tenaga Kerja. 

"Jangan dibandingkan dengan provinsi lain yang industrinya sedikit. Jadi kalau upahnya (UMP) dinaikan, kami khawatir ada PHK lagi, yang dirugikan buruh lagi,” katanya.

Emil meminta pemahaman dan pengertian dari masyarakat, khususnya kaum buruh. Keputusan ini diakui tidak bisa memuaskan semua pihak. Saat ini, Sekretaris Daerah (Sekda) dan Dinas Ketenagakerjaan diminta menyosialisasikan alasan ini agar bisa sampai dengan baik.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta RCTI Senin 2 November 2020, Elsa Terkena Jebakannya Sendiri Senjata Makan Tuan

“Perlu kejernihan berpikir bahwa tidak ada keputusan yang memang memuaskan semua pihak. Tapi, tidak ada sedikitpun niat pemerintah untuk menyengsarakan masyarakatnya. Semata mata ini mencegah kemudharatan karena jumlah yang di-PHK sudah lebih dari 500 perusahaan,” paparnya.

Emil menjekaskan, investasi Jabar sampai September hampir mendekati Rp 90 triliun, tapi membuat pabrik dan industri. "Ini opsi yang tidak nyaman, tapi harus kami lakukan supaya mesin ini bisa bergerak. Kalau sudah terjadi ekses di lapangan, Pak kapolda sudah punya pengalaman untuk mengantisipasi,” katanya.

Halaman:

Editor: Qiya Ameena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x