"Bagi Indonesia, yang semakin waspada terhadap ekspansi kuat Beijing di Laut China Selatan, meningkatkan kerja sama keamanan dengan Jepang melalui kesepakatan itu akan memiliki beberapa efek jera terhadap Beijing," lapor Japan Times.
"Rupanya saat Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga bertemu Presiden Joko Widodo di Bogor beberapa waktu lalu kedunya membicarakan tentang ekspor alutsista dan transfer teknologi," lanjut laporan dari Japan Times.
Seperti diberitakan Zona Jakarta dalam artikel Mantap! Usai Prabowo Ditelepon Menhan Nobuo Kishi, Jepang Segera Kirim Kapal Destroyer untuk TNI AL, adanya pemberitaan ini usai Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia Prabowo Subianto menerima panggilan telepon dari Menhan Jepang Nobuo Kishi.
"Pada tanggal 2 November, Menteri Pertahanan Kishi mengadakan VTC dengan Menteri Pertahanan Prabowo dari Indonesia. Mereka bertukar pandangan tentang kerja sama pertahanan bilateral yang terus diperdalam, yang diwakili oleh pelatihan niat baik baru-baru ini di Laut Cina Selatan pada bulan Oktober," tulis akun @ModJapan_en dalam bahasa Inggris seperti dikutip zonajakarta.com.
Baca Juga: Habib Rizieq Pulang Bakal Dijemput Prabowo? Begini Kata Mustofa Nahrawardaya
Namun seorang pejabat kementerian pertahanan Jepang mengatakan sulit mewujudkan transfer ini walau tak mustahil karena Parlemen Jepang hanya mengizinkan ekspor alutsistanya untuk penyelamatan jiwa, transportasi, kewaspadaan dan kegiatan pengawasan serta penyapuan ranjau.
"Mengekspor kapal perusak tidak akan mudah (mengingat prinsip-prinsipnya) karena kapal tidak hanya memiliki fungsi peringatan dan pengawasan tetapi juga kemampuan menyerang," kata seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan.
Lantas kapal destroyer jenis apa yang akan diberikan kepada Indonesia jika kesepakatan ini terwujud?
Baca Juga: Di Mata Najwa, BIN Sebut Kericuhan Aksi Omnibus Law Terencana, Ini Dalangnya