Kekayaan Presidium KAMI Gatot Nurmantyo Bikin Ngiler, Rumah Mirip Sultan, Lebih Kaya dari Prabowo

- 11 November 2020, 08:42 WIB
Gatot Nurmantyo Masih Bungkam Mengenai Isu Rumahnya Seharga Rp 110 M di Sentul
Gatot Nurmantyo Masih Bungkam Mengenai Isu Rumahnya Seharga Rp 110 M di Sentul /ANTARA FOTO

JURNALGAYA - Informasi mengenai Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo selalu menarik perhatian.

Terbaru, ia akan menerima penganugerahan Bintang Mahaputera dari Presiden Jokowi. 

Sepak terjang Gatot semakin menjadi sorotan saat aktif di KAMI. Tak heran jika seluk beluk tentang Gatot menjadi sorotan. 

Termasuk jumlah kekayaannya. Beberapa waktu lalu, netizen pernah membahasnya di Twitter.  

Baca Juga: Gatot Nurmantyo, dari Orang 'Dekat' Jokowi hingga Pengkritik Presiden

Baca Juga: Kampanye ShopeePay Deals Rp1 Lebih Meriah di 11 November

Salah satu netizen mengatakan, ada rumah mewah Gatot Nurmantyo di Sentul yang harganya mencapai ratusan miliar rupiah.

Seperti diberitakan Mantra Sukabumi dalam artikel Rumah Mewah Gatot Nurmantyo di Sentul, Seharga Rp 110 Miliar Mirip Istana Sultan, ada netizen yang berseloroh rumah Gatot tersebut mirip Sirkuit Mandalika yang ada di Lombok.

Rumah mewah yang berada di kawasan elit Sentul Hambalang itu disinyalir memiliki luas 6 ha.

Lokasi rumahnya tepat berseberangan dengan lapangan golf Palm dan berada di jalan boulevard menuju rencana jalan puncak dua.

Baca Juga: Hari Ini, Gatot Nurmantyo, Susi Pudjiastuti, Jonan, Dianugerahi Bintang Mahaputera oleh Jokowi

Diduga rancang bangun rumah mewah Gatot terdiri dari 1 bangunan utama berlantai 3 yang terhubung dengan garasi. Di garasinya disinyalir ada puluhan mobil mewah Gatot.

Adapula sebuah joglo besar atau pendopo di rumah Gatot.

Terdapat pula fasilitas lainnya seperti 2 stal kuda komplit dengan lapangan berkuda hingga kolam renang.

Jika diitung-itung perkiraan nilai asset rumah Gatot di Sentul senilai Rp 110 miliar.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti, 'Ratu' Laut Pangandaran Ditakuti karena kata Tenggelamkan!

Nilai itu ternyata cukup fantastis berdasarkan situs elhkpn.kpk.go.id, karena pada 2018 aset milik Gatot yang dilaporkan senilai Rp 26,6 miliar plus beberapa bidang tanah termasuk di Bogor namun luasnya tak sampai 1 ha.

Hanya dalam dua tahun usai Gatot pensiun dari Dinas Militer TNI sejak April 2018 lonjakan kekayaannya luar biasa.

Bahkan anak buah Prabowo Subianto yang paling setia dan mantan Kepala Staf Kostrad Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zein membeberkan jika Gatot lebih tajir dari Prabowo Subianto.

Berita sebelumnya, Gatot kerap melontarkan kritikan kepada pemerintahan. 

Setidaknya ada tiga kritikan yang dilontarkan Gatot. 

1. Penanganan Covid-19

Kritik yang bau-baru ini disampaikan Gatot mengenai keseriusan pemerintah dan DPR menangani pandemi Covid-19.

Sebab kebijakan yang selama ini dilontarkan membingungkan masyarakat.

Bukan hanya kebijakan terbaru, bahkan langkah pemerintah sejak awal dinilainya tidak jelas.

Baca Juga: Pihak Istana Pastikan Gatot Nurmantyo Telah Ambil Undangan dan Bersedia Untuk Hadir

Baca Juga: Kampanye ShopeePay Deals Rp1 Lebih Meriah di 11 November

Ketika awal pandemi, sambung Gatot, pemerintah justru menarik wisatawan ke Indonesia, padahal penanganan Covid-19 pada masa awal ini menurutnya sangat menentukan.

Selain itu, pemerintah tidak membekali satgas Covid-19 yang ketika itu dipimpin oleh Doni Monardo 'persenjataan' kuat.

Seperti, kewenangan untuk menghentikan transportasi, bidang keimigrasian, dan sebagainya.

Ilustrasi Perayaan Hari Pahlawan 2020 di tengah pandemi Covid-19, Tenaga Kesehatan layak disebut sebagai Pahlawan.
Ilustrasi Perayaan Hari Pahlawan 2020 di tengah pandemi Covid-19, Tenaga Kesehatan layak disebut sebagai Pahlawan. ANTARA/Fauzan

Kemudian, Presiden Joko Widodo sempat menekankan mengedepankan kesehatan dibandingkan ekonomi.

Namun, ketika DKI Jakarta memutuskan kembali memberlakukan PSBB (rem darurat), hal tersebut justru diprotes oleh sejumlah menteri.

"Dengan kebingungan inilah, kami sarankan kepada pemerintah, presiden dan DPR untuk lebih serius lagi. Ya kalau itu ditanggapi oposisi silahkan saja, tapi maksud kami untuk lebih baik," ucapnya.

Baca Juga: Buah Simalakama Bintang Mahaputera Gatot Nurmantyo, Mahfud MD: Diberi Salah, Tak Diberi Salah

Pernyataan itu disampaikan saat wawancara bersama Karni Ilyas yang diunggah melalui Youtube, Karni Ilyas Club-'Manuver' Jenderal Gatot.

Gatot mengungkapkan sejumlah daerah menjalankan PSBB masing-masing yang mencerminkan tidak adanya satu komando.

Dari ini tentunya ini sangat bahaya, maka indikasinya negara lain sudah mulai turun trennya kita baru naik terus," tuturnya.

2. Omnibus Law

Ilustrasi demo buruh.
Ilustrasi demo buruh. Ahmad Mukti

Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung soal Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja. Menurut Gatot aturan itu menimbulkan kekhawatiran bagi pekerja.

Sebab, UU Cipta Kerja mengubah sejumlah ketentuan yang menyangkut hak-hak buruh seperti pesangon dan cuti.

Dalam sesi wawancara itu, Karni Ilyas bertanya kepada Mantan Panglima TNI itu mengenai UU Cipta Kerja yang mendapatkan penolakan dari pekerja.

"Saya belum begitu siap bicara tentang UU (Cipta Kerja), tapi saya memikirkan bahwa pasti buruh merasa hidupnya tidak tenang, khawatir," ujarnya.

Baca Juga: Acara ILC soal Kepulangan Habib Rizieq Dibatalkan, Fadli Zon: Ada Telepon Ghaib ya Bang Karni?

Selain pesangon dan cuti, ia menilai UU Cipta Kerja melonggarkan Tenaga Kerja Asing (TKA) masuk ke Indonesia. Menurutnya, kondisi ini mengkhawatirkan lantaran pekerja Indonesia belum siap bersaing.

3. Pendidikan dan pengangguran

Ilustrasi pengangguran
Ilustrasi pengangguran Pixabay/Lukasbieri

Gatot mengungkapkan, Indonesia memiliki bonus demografi dimana masyarakat usia produktif yakni 16-35 mendominasi sekitar 60 persen.

Sayangnya, Indonesia belum mempersiapkan bonus demografi tersebut sehingga dari sisi pendidikan kurang maksimal.

"Dengan kondisi tenaga kerja seperti ini, yang belum bisa terpenuhi, masih ada pengangguran. Kalau ada masuk tenaga kerja dari luar, ini kan sulit bersaing," ucapnya.***(Enjang Kusnadi/Mantra Sukabumi)

Editor: Firmansyah

Sumber: Mantra Sukabumi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah