Irjen Pol Ahmad Dofiri Tak Nyaman Jabat Kapolda Jabar, Ahli Politik dan Keamanan Bongkar Alasannya

- 17 November 2020, 06:45 WIB
Irjen Pol Ahmad Dofiri /@DivHumas_Polri
Irjen Pol Ahmad Dofiri /@DivHumas_Polri /


JURNALGAYA - Pengamat Politik dan Keamanan dari Universitas Padjajaran, Prof Muradi meminta Kapolda Jawa Barat (Jabar) yang baru bisa lebih antisipatif dan kreatif untuk menegakkan protokol kesehatan virus corona (Covid-19).

Pencopotan Irjen Pol Rudy Sufahriadi, kata dia, merupakan hal yang biasa dilakukan dalam proses evaluasi di tubuh Polri. Karena itu, ia meminta Irjen Pol Ahmad Dofiri yang bakal menjabat Kapolda Jabar bisa mengantisipasi ancaman pelanggaran protokol kesehatan seperti yang terjadi di Megamendung, Bogor, beberapa waktu lalu.

"Jadi itu dievaluasi oleh pimpinan Polri, dan kalaupun harus diganti, ya memang harus ada yang dievaluasi," kata Muradi saat dihubungi di Bandung, Senin 16 November 2020.

PENGAMAT politik dari Universitas Padjadjaran, Muradi (tengah) berbicara dalam diskusi politik di Second House, Collaboration & Creative Spaces, Jalan Tubagus Ismail, Kota Bandung, Senin, 7 Oktober 2019 sore.*/HENDRO SUSILO HUSODO/PR
PENGAMAT politik dari Universitas Padjadjaran, Muradi (tengah) berbicara dalam diskusi politik di Second House, Collaboration & Creative Spaces, Jalan Tubagus Ismail, Kota Bandung, Senin, 7 Oktober 2019 sore.*/HENDRO SUSILO HUSODO/PR

Kapolri saat ini telah mencopot dua kapolda yakni, Kapolda Jawa Barat dan Kapolda Metro Jaya, imbas dari adanya kerumunan dalam kegiatan Habib Rizieq Shihab di Bogor dan di Jakarta.

Polri menyatakan bahwa pencopotan itu merupakan sanksi karena penegakan protokol kesehatan kurang tegas.

Muradi juga berpendapat sama karena kerumunan yang terjadi seolah-olah difasilitasi oleh aparat kepolisian setempat. Meski kegiatan berjalan aman dan tertib, namun protokol kesehatan akhirnya menjadi terabaikan.

Sehingga langkah preventif dan represif terhadap pelanggar protokol kesehatan harus dilakukan dengan tegas meski tidak perlu dibawa ke ranah hukum.

"Jadi berani untuk berkreasi dalam penanganan keamanan dalam negeri, termasuk Covid-19 di dalamnya, bukan hanya penegakan hukum, tapi hal lainnya," kata dia.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Jadi Sorotan Soal Kerumunan Habib Rizieq, Wagub: Kami Tak Bisa Berdiri Sendiri

"Kalau sekadar aman saja kan enggak ada masalah, di Megamendung kan aman, tapi yang dievaluasi bukan keamanannya, tapi protokol kesehatan-nya. Itu yang saya kira perlu digarisbawahi. Kota Bogor juga aman, tapi publik enggak nyaman," ujarnya.

Dia meyakini Ahmad Dofiri bisa mengambil langkah yang lebih kreatif dalam penanganan COVID-19 secara antisipatif di Jawa Barat. Karena Ahmad Dofiri yang berasal dari Indramayu dinilai dapat memahami kultur Jawa Barat.

Baca Juga: Sebut Mahfud MD Kontraproduktif, Ombudsman Salahkan Pemerintah Soal Pengumpulan Massa Habib Rizieq

"Dofiri juga kan peraih Adhi Mayakasa (lulusan terbaik) kan katanya, jadi relatif baik lah. Tapi enggak nyamannya dia mengganti orang yang dicopot, itu saja yang enggak nyamannya, kan jadi enggak enak sama yang senior, perasaan itu pasti ada," ucap dia.***

Editor: Dini Yustiani

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x