Jubir Jusuf Kalla: Jangan Kotori Pak JK Dengan Fitnah!

- 22 November 2020, 20:51 WIB
Jusuf Kalla
Jusuf Kalla /Instagram.com/@jusufkalla

Jurnal Gaya - Berawal dari webinar yang diselenggarakan DPP PKS mengenai fenomena kepulangan Habib Rizieq yang ditunggu-tunggu pendukungnya sampai membludak, dan menyebabkan berbagai tokoh turun tangan sampai kepala daerah dipanggil Polri. 

Pendapat Jusuf Kalla yang merupakan mantan Wakil Presiden RI pendamping SBY dan Jokowi, semakin menggelinding menjadi bola salju.

Jusuf Kalla yang akrab dipanggil Pak JK, menyoroti kekosongan kepemimpinan yang bisa menjadi teladan masyarakat. 

Baca Juga: Juru Bicara JK Jelaskan Soal 'Kekosongan Kepemimpinan' Hingga Masyarakat Datangi Habib Rizieq

Pendapat Pak JK itu rupanya dimentahkan politikus mantan pengurus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahean. 

"Tidak ada fenomena, tidak ada kekosongan kepemimpinan. Pak JK berlebihan menilai sesuatu. Yang terjadi itu hanya sekelompok yang kecewa karena kalah dalam kontestasi demokrasi sehingga melakukan pembangkangan dan berupaya mengaduh-aduk situasi," ucap Ferdinand Hutahaean lewat akun Twitter miliknya.

Pihak Jusuf Kalla juga membantah keterlibatan Pak JK dalam kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia.

Baca Juga: Jual Voucher 12x Lebih Banyak Selama 11.11, ShopeePay Berdayakan Bisnis Masyarakat

Seperti yang dikutip Jurnal Gaya dari RRI, Juru bicara Jusuf Kalla, Husain Abdullah, membantah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berperan dibalik kepulangan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dari Arab Saudi ke Indonesia. 

"Keberangkatan Pak JK ke Vatikan dan Mekkah 20-25/10 lalu tidak ada sangkut pautnya dengan kepulangan HRS. Murni perjalanan kemanusiaan dan ibadah. Jgn dikotori dengan fitnah...," kata Husain Abdullah atau Uceng di akun Twitternya @husainabdullah1 Minggu (22/11/2020). 

Hal itu dikatakan Husain menanggapi  cuitan eks politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean dan tulisan pegiat media sosial Rudi S Kamri. 

Baca Juga: Gempa Bumi Magnitudo 5,3 Guncang Wilayah Maluku

Ucengmengungkapkan, perjalanan JK ke Vatikan dan Mekkah pada 20-25 Oktober 2020 untuk menemui pemimpin umat Khatolik Paus Fransiskus dalam rangka penjurian pemberian gelar Sayeed Award for Human and Fraternity, yang digagas Paus Fransiskus dengan Imam Besar Al-Azhar Syeikh Ahmad Al Tayeb.

Dalam kapasitas JK sebagai juri mewakili Asia atas penghargaan tersebut, bersama empat juri dari benua berbeda merasa perlu bertemu langsung dan berdiskusi tentang kriteria nominator untuk penghargaan ini. 

"Setelah bertemu Paus Fransiskus di Vatikan, Pak JK melanjutkan perjalanan ke Riyadh Saudi Arabia, menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama Pembangunan Museum Rasulullah Muhammad SAW yang akan dibangun di Jakarta, antara Dewan Masjid Indonesia yang diwakili Komjen Pol (Purn) Syafruddin selaku Wakil Ketua DMI dengan Abdul Rahman bin Muhammad Al Mathar selaku Deputi Eksekutif Liga Dunia," ungkap dia. 

Karena sudah berada di Saudi, JK merasa tidak lengkap bila tidak menunaikan ibadah umrah. JK kemudian melanjutkan perjalanan ke Mekkah menunaikan umrah dengan protokol kesehatan yang ketat. 

"Perjalanan Pak JK ke Vatikan dan Mekkah murni perjalanan misi kemanusiaan dan ibadah. Tidak bersangkut paut dengan kepulangan HRS apalagi politik dalam negeri apalagi 2024," tegas Uceng.***

 

Editor: Qiya Ameena

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah