Krisis Palestina-Israel, 20 Orang Warga Palestina Tewas 9 Orangnya Anak-anak Akibat Serangan Rudal Israel

- 11 Mei 2021, 12:18 WIB
Bentrokan Israel dan Palestina Meningkat Dramatis, Ratusan Roket dan Serangan Udara Dilancarkan
Bentrokan Israel dan Palestina Meningkat Dramatis, Ratusan Roket dan Serangan Udara Dilancarkan /Reuters/

JURNAL GAYA - Eskalasi kekerasan di daerah Yerussalem Palestina meningkat terus selama bulan Ramadhan ini. 

Warga Palestina protes atas upaya Pemerintah Israel melakukan pembatasan bagi warga Palestina ke beberapa Kota Tua Yerussalem. 

Kota Yerussalem sendiri merupakan kota suci untuk tiga agama besar di dunia yang sama-sama diturunkan dari Nabi Ibrahim A.S, yakni tempat suci bagi agama Islam, Kristen, dan Yahudi.

Selain pembatasan, Israel juga mengusir beberapa warga Palestina dari rumah tempat tinggalnya untk memberi jalan bagi pemukiman Israel yang terus berekspansi.

Baca Juga: Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Lebaran di Malaysia? Orang Tua: Cepat Bawa Aurel ke Sini! 

Ketegangan meningkat saat bentrokan dan kekerasan di Yerusalem meningkat terus pada Senin, 10 Mei 2021.

Israelk melancarkan serangan udara kepada beberapa pos dan tempat yang diyakini merupakan tempat para gerilyawan Palestina bermarkas. 

Serangan udara Israel sebagai respon dari serangan gerilyawan yang menembakkan roket peledak ke wilayah kependudukannya.

Baca Juga: Ini Dia Sederet Tradisi di Hari Raya Lebaran Idul Fitri yang Bikin Kangen

Akibatnya, korban berjatuhan banyak dialami pihak Palestina. Menurut pejabat kesehatan Gaza setidaknya 20 orang, termasuk sembilan anak-anak, tewas oleh serangan udara Israel.

Militer Israel membela diri dengan mengatakan pihaknya melakukan serangan hanya terhadap kelompok bersenjata, peluncur roket, dan pos militer di Gaza setelah gerilyawan di Gaza melintasi garis merah dengan menembaki daerah Yerusalem untuk pertama kalinya sejak perang 2014.

Tembakan roket dan serangan udara Israel berlanjut hingga larut malam, dengan warga Palestina melaporkan ledakan keras di dekat Kota Gaza dan di sepanjang jalur pantai.

Militer Israel juga menuduh militan Palestina telah menembakkan sekitar 150 roket ke Israel, yang puluhan di antaranya berhasil dicegat oleh sistem pertahanan misil Israel.

Baca Juga: Film Bollywood India Terbaik Sepanjang Masa Cocok untuk Temani di Hari Lebaran

Menurut organisasi kemanusiaan Bulan Sabit Merah Palestina, lebih dari 300 warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi Israel, yang menembakkan peluru karet, granat kejut, dan gas air mata di kompleks tersebut.

Sementara itu, Polisi Israel mengatakan 21 petugas mereka juga ikut terluka dalam pertempuran itu.

Ternyata awal meningkatnya kekerasan terjadi saat Israel merayakan "Hari Yerusalem", peringatan ini menandai perebutannya atas Yerusalem Timur dalam perang Arab-Israel tahun 1967.

Untuk meredakan terjadinya bentrokan, polisi sebenarnya telah mengubah rute pawai tradisional Hari Yerusalem, di mana ribuan pemuda Yahudi yang mengibarkan bendera Israel akan berjalan melalui Kota Tua dekat Gerbang Damaskus, titik bentrokan dalam beberapa pekan terakhir.

MEskipun di pagi hari masalahnya telah mereda, namun ada titik fokus ketegangan lainnya, salah satunya di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.

Daerah ini terletak di utara Kota Tua di mana beberapa keluarga Palestina menghadapi penggusuran dari rumah-rumah mereka yang diklaim oleh pemukim Yahudi.

Baca Juga: Ustadz Tengku Zulkarnain Sempat Keliling Ceramah Sebelum Terpapar Covid-19: Jam Ini Membaik, Kemudian Memburuk

Hamas kelompok yang menguasasi daerah jalur Gaza, menuntut agar Israel mengeluarkan polisinya dari Al-Aqsa dan Sheikh Jarrah. Kelompok ini mengultimatum pukul 6 sore sebagai batas waktu penarikan pasukan.

Sirene terus berbunyi memperingatkan orang-orang Israel terhadap roket yang akan masuk dari Gaza, memaksa para demonstran dan orang Israel lainnya melarikan diri untuk berlindung di Yerusalem, kota-kota terdekat dan di komunitas Israel dekat Gaza.

Permasalahan ini terjadi karena Israel memandang semua Yerusalem sebagai ibu kotanya, termasuk bagian timur yang dianeksasi setelah perang 1967, tindakan ini sampai sekarang belum mendapat pengakuan internasional.

Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara yang mereka cari di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel.

Baca Juga: Bocoran Buku Harian Seorang Istri 11 Mei 2021: Dewa dan Nana Lupakan Masa Lalu Pasangannya Masing-masing

Ketegangan terus meningkat selama bulan suci Ramadhan, di tengah bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan pengunjuk rasa Palestina yang memicu kekhawatiran internasional bahwa peristiwa dapat tak terkendali.

Hamas dan kelompok militan Islam yang lebih kecil mengaku bertanggung jawab atas tembakan roket di Yerusalem.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak agar serangan roket dari Gaza terhadap Israel harus dihentikan "segera."

Blinken menyarankan semua pihak untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan yang terjadi selama bulan suci Ramadhan ini.

Dari pihak Hamas, Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, mengatakan telah meluncurkan serangan roket atas balasan agresi Israel.

"... serangan roket terhadap musuh di Yerusalem yang diduduki sebagai tanggapan atas kejahatan dan agresi mereka terhadap kota suci dan agresi terhadap orang-orang kami di Masjid Sheikh Jarrah dan Al-Aqsa," kata Abu Ubaida.***

Editor: Dini Yustiani

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x