Saat hendak mengambil kertas tersebut, tanpa sengaja kaki Rangga menghalanginya sehingga tangan Dewi terinjak.
Dewi mengaduh kesakitan karena tangannya lecet.
Rangga segera meniup tangan Dewi meski Dewi berpikir tindakan Rangga itu tidak akan berpengaruh apa pun kepada tangannya.
Rangga menyalahkan Dewi yang kepo karena menurut Rangga gumpalan kertas itu adalah data milik kantor.
Rangga membantu mengobati luka lecet Dewi dan meminta maaf kepadanya.
Dewi tertawa setelah melihat plester yang menghiasi tangannya bergambar kucing. Dewi bertanya apakah Rangga masih takut kepada kucing atau tidak.
Dengan nada judes Rangga berkata kalau ia membeli plester bergambar kucing itu karena tidak ada lagi motif plester lainnya.
Rangga berpikir Dewi masih mengingat masa lalu mereka.