2. Perfect Strangers versi Indonesia lebih relate dengan kehidupan di sini
Rako Prijanto, sutradara Perfect Strangers versi Indonesia, mengatakan bahwa setiap negara punya tradisi yang berbeda. Sedangkan, film versi Indonesianya ini lebih mudah diterima dengan kehidupan di negeri ini.
“Saya merasa film ini lebih dekat dengan kita, yaitu masalah telepon seluler yang tidak ingin dibuka. Menurut saya itu menjadi konflik yang luar biasa: tujuh orang duduk di meja makan dan mereka harus membuka telepon seluler mereka. Sangat relatable dan bikin deg-degan,” ujarnya.
3. Berfokus pada permasalahan suami-istri di negeri ini
Menurut penulis, Alim Sudio, Perfect Strangers Indonesia lebih mengedepankan konflik antar suami-istri yang khas negeri ini.
“Separuh hidup kita tersimpan dalam telepon seluler. Tantangan saya adalah untuk menampilkan hubungan suami-istri yang lebih khas Indonesia, sehingga penonton bisa bercermin dari hubungan mereka," tegasnya.
4. Satu malam, tujuh rahasia
Film ini bercerita mengenai tujuh orang teman lama yang sedang duduk bersama untuk makan malam.
Agar suasana makin akrab, salah seorang sahabat memutuskan untuk mengajak teman-temannya melakukan satu permainan.