Siswa di Korea rata-rata menghabiskan waktunya di sekolah. Hal ini disebabkan karena orangtua mereka harus bekerja demi bertahan hidup.
Karena jam kerja yang cukup tinggi, akhirnya orangtua mereka pun mengirim anak-anaknya ke tempat kursus sepulang sekolah.
Hal ini menjadi budaya. Sehingga ketika ada anak yang tidak kursus, mereka tidak akan mempunyai teman dan sangat tertinggal dalam pelajaran. Juga mengakibatkan nilai yang jelek dalam ulangan.
Intensitas pertemuan yang sering, mengakibatkan pelaku yang sudah mengenal bullying, akan menjadikannya kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga dengan korban.
4. Tidak diwajibkannya memeluk suatu agama
Hansol menyebutkan jika hal ini hanya merupakan perbedaan budaya. Di Korea sendiri, mereka tidak diharuskan untuk mempunyai agama.
Sehingga, ketika seseorang berhasil dan sukses, mereka menganggap semua itu berkat kerja kerasnya sendiri dan tidak ada campur tangan Tuhan di dalamnya.
Hal ini cenderung membuat mereka sombong, dan menganggap rendah orang di bawahnya.***