JURNAL GAYA- Sementara ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait tuduhan penggunaan Propofol yang dilakukan aktor Yoo Ah In.
Namun, penggemar Yoo Ah In meminta penjelasan terperinci terkait tuduhan tersebut.
Pasalnya, penggemar Yoo Ah In menilai bahwa penyelidikan sudah melanggar hak asasi sang idol.
Dilansir Jurnal Gaya dari laman KBIZoom, galeri Yoo Ah In memposting di komunitas online DC Inside pada tanggal 11 Februari.
Mereka mengatakan,
“Sejak kecurigaan terhadap Yoo Ah In mulai muncul, penggemar lama telah mengawasi pemeran aktor tersebut.
Menilai bahwa kami tidak tahan lagi dengan situasi ini, kami memutuskan untuk merilis pernyataan ini.”
Pertama, Galeri Yoo Ah In mengkritik penyelidikan atas tuduhan Yoo Ah In.
Baca Juga: TOP 50 Peringkat Brand Reputasi Kategori Boy Group K-Pop Untuk Februari 2023: BTS Tetap Jawaranya!
Mereka mengklaim bahwa itu telah melanggar hak asasi aktor secara berlebihan karena rincian penyelidikan diungkapkan secara terbuka, melalui media dalam proses tersebut.
Mereka melanjutkan,
“Fans sangat curiga bahwa kasus Yoo Ah In digunakan untuk mengalihkan perhatian publik dari masalah politik.”
Penggemar juga menyebutkan bahwa penyelidikan tidak masuk akal karena proses investigasi diungkap ke publik.
“Meskipun Yoo Ah In selalu menjadi perhatian publik sebagai selebriti, bukankah tidak masuk akal jika proses investigasi diungkapkan melalui media?
Hal ini mengakibatkan pencemaran nama baik yang serius. Jika situasinya berlanjut, penggemar akan mengambil tindakan hukum.”
Selain itu, komunitas penggemar juga mendesak Yoo Ah In untuk memberikan penjelasan secepatnya.
Penggemar mengatakan,
“Mengapa Anda diam tentang kecurigaan? Di manakah 'manusia Uhm Hong Sik (nama asli Yoo Ah In)', yang mengungkapkan keyakinan dan filosofi luar biasa tentang kehidupan dan kariernya, menghilang?”
Mereka juga mendesak Yoo Ah In untuk segara memberi klarifikasi atas semua tuduhan yang dilayangkan padanya.
“Jika Anda tidak malu dengan tuduhan tersebut, tolong jelaskan secara detail melalui posisi resmi dan mengakhiri kontroversi.”***