Akibat peristiwa itu, Ira yang biasa mengajar di sanggar belajar miliknya, harus berjualan seblak keliling menggantikan ayahnya
Sementara itu, Dirga adalah seorang guru tempat mengajar di tempat almarhum bapaknya mengajar dulu.
Keputusan Dirga yang menjadi guru di sekolah tersebut, membuat pacarnya, Ririn, kesal karena Dirga tidak mendapatkan banyak uang dengan mengajar di sana.
Ira yang sedang keliling berjualan seblak, memutuskan untuk jualan di sebuah sekolah. Di sana ia bertemu Dudung, pria yang berjualan seblak juga.
Ira dan Dudung bersaing untuk berjualan di sekolah. Namun, ada anak-anak yang mendadak sakit perut. Dirga curiga itu akibat dari seblak.
Dudung dan Ira membuat seblak. Dirga yang memakan seblak buatan Ira tidak sakit perut sedangkan temannya yang memakan seblak Dudung jadi sakit perut.
Akhirnya Ira diperbolehkan Dirga berjualan di sekolah tersebut karena seblaknya tidak membuat anak-anak sakit perut.
Selanjutnya, Ririn pacar Dirga, meminta Dirga untuk mengajar di sekolah yang dibuat oleh ayahnya Ririn, tapi Dirga menolaknya.
Saat Dirga pergi dari pertemuannya dengan ayahnya Ririn, ia melihat Ira sedang diserang oleh preman. Dirga pun membantu Ira hingga Ira berhutang budi.