Makna Lagu Genjer-genjer dalam Film G30S PKI: Kritik Sosial dan Sindiran pada Penguasa

- 30 September 2020, 22:09 WIB
Bing Slamet pernah menyanyikan lagu Genjer-Genjer.
Bing Slamet pernah menyanyikan lagu Genjer-Genjer. /


JURNALGAYA - Pernahkah menonton Film Pengkhianatan G30S PKI? Bila pernah, tentunya kamu mendengar lagu Genjer-Genjer.

Genjer kerap dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Sejak rezim Orde Baru berkuasa lagu ini selalu disebut sebagai lagu milik PKI.

Bahkan, hingga saat ini lagu Genjer masih dicekal di berbagai kalangan.

Baca Juga: 4 Film yang Bahas G30S PKI dan Sejarah Kelam Indonesia: Ada Senyap, Jagal, hingga Soe Hok Gie

Baca Juga: Jajang C Noer Ungkap Pembuatan Film G30S PKI Dikawal Ketat Tentara, di Bawah Tekanan?

Bagi yang penasaran, berikut 5 fakta lagu Genjer-genjer yang dikutip Jurnalgaya dari RRI:

1. Sindiran untuk Jepang

Genjer merupakan lagu populer berbahasa Osing atau daerah Banyuwangi yang diciptakan seniman asal Banyuwangi, Muhammad Arief, pada tahun 1940-an.

Lagu Genjer-genjer memang diputar dalam film G30S PKI. Syair lagu Genjer-Genjer dimaksudkan sebagai sindiran atas masa pendudukan Jepang ke Indonesia.

Saat itu, kondisi rakyat semakin sengsara dibanding sebelumnya. Bahkan genjer tanaman gulma yang tumbuh di rawa-rawa sebelumnya dikonsumsi itik, namun menjadi santapan yang lezat akibat masyarakat tidak mampu membeli daging.

Pasca Indonesia merdeka, lagu Genjer-Genjer tetap hits dan populer, bahkan lagu tersebut sampai dinyanyikan oleh penyanyi populer seperti Lilis Suryani dan Bing Selamet.

Baca Juga: Terungkap, Valentino Rossi Gabung Petronas Yamaha di MotoGP 2021 Gara-gara Covid-19

Baca Juga: Sinopsis Film Pengkhianatan G30S PKI di TV One: Pembunuhan Keji 7 Jenderal

2. Lagu Rakyat

Pada sekitar tahun 1942, berkembang lagu angklung Banyuwangian yang terkenal berjudul “Genjer-Genjer”. Syair lagu ini diciptakan oleh M Arif, seorang seniman pemukul alat instrumen angklung.

Berdasarkan keterangan teman sejawat almarhum Arif, lagu Genjer-Genjer itu diangkat dari lagu dolanan yang berjudul Tong Alak Gentak.

Lagu rakyat yang hidup di Banyuwangi itu, kemudian diberi syair baru seperti dalam lagu genjer-genjer.

Menurut Suripan Sadi Hutomo (1990: 10), upaya yang dilakukan M. Arif sesuai dengan fungsi Sastra Lisan, yaitu sebagai kritik sosial, menyindir penguasa, dan alat perjuangan.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG Film Pengkhianatan G30S PKI di TV One

Baca Juga: Heboh Gempa dan Tsunami, Menristek Bambang Brodjonegoro Usulkan Indonesia Mencontoh Jepang

3. Penggunaan dalam propaganda PKI

Pada masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966), Partai Komunis Indonesia (PKI) melancarkan kampanye besar-besaran untuk meningkatkan popularitas.

Lagu ini, yang menggambarkan penderitaan warga desa, menjadi salah satu lagu propaganda yang disukai dan dinyanyikan pada berbagai kesempatan. Akibatnya orang mulai mengasosiasikan lagu ini sebagai lagu PKI.

4. Pelarangan oleh pemerintahan Orde Baru

Peristiwa Gerakan 30 September pada tahun 1965 membuat rezim Orde Baru yang anti-komunisme melarang disebarluaskannya lagu ini.

Menurut versi TNI, para anggota Gerwani dan Pemuda Rakyat menyanyikan lagu ini ketika para jenderal yang diculik diinterogasi dan disiksa. Peristiwa ini digambarkan pada film Pengkhianatan G 30 S/PKI besutan Arifin C Noer.

Dalam serangkaian peristiwa tragedi pembantaian komunis oleh TNI dan pendukung Orde Baru tahun 1965-1966 di Indonesia, Muhammad Arief, pencipta lagu Genjer-genjer meninggal dibunuh akibat dianggap terlibat dalam organisasi massa onderbouw PKI.

Baca Juga: Sarankan Milenial Nonton, Sejarawan UGM Sebut Sutradara Mengakui Film G30S PKI Cacat Fakta

Baca Juga: Pengakuan Jajang C Noer tentang Dramatisasi Film Pengkhianatan G30S PKI

5. Pasca Orde Baru

Setelah berakhirnya rezim Orde Baru pada tahun 1998, larangan penyebarluasan lagu Genjer-genjer secara formal telah berakhir.

Lagu Genjer-genjer mulai beredar secara bebas melalui media internet. Walaupun telah diperbolehkan, masih terjadi beberapa kasus yang melibatkan stigmatisasi lagu ini, seperti terjadinya demo sekelompok orang terhadap suatu stasiun radio di Solo akibat mengudarakan lagu tersebut.

Lagu Genjer-Genjer juga digunakan sebagai lagu pembuka dan penutup dalam serial dokumenter 40 Years of Silence yang memuat sejumlah kesaksian mengenai tahun 1965-1966.

Baca Juga: Mulai Besok Semua Bank Umum Bisa Terima Penukaran Uang Pecahan Rp75 Ribu

Pada tanggal 9 Mei 2016, grup musik reggae asal Mojokerto, Mesin Sampink, ditangkap polisi akibat membawakan lagu berjudul "Genjer-Genjer".

Namun, pihaknya sendiri menegaskan bahwa penampilan mereka sama sekali tidak berniat untuk menyebarkan komunisme di Indonesia.

Editor: Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x