WHO Lakukan Penelusuran, Virus Corona Bukan Berasal dari Wuhan China

22 November 2020, 17:51 WIB
Ilustrasi virus corona Covid-19. /PIXABAY/geralt

 

JURNALGAYA - Virus corona (Covid-19) yang telah menginfeksi 56 juta orang di seluruh dunia saat ini bukan berasal dari Wuhan, China.

Hal tersebut diungkapkan ahli epidemologi terkemuka asal China, Zeng Guang seperti dikutip South China Morning Post, Minggu 22 November 2020.

Mantan kepala ahli epidemiologi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China ini menyatakan Wuhan adalah tempat di mana virus Corona pertama kali teridentifikasi, tapi virus ganas tersebut tak dimulai dari kota tersebut.

"Wuhan adalah tempat virus Corona pertama kali terdeteksi tetapi bukan dari mana asalnya," katanya.

Baca Juga: Dihajar Tottenham Hotspur, Manchester City Langsung Incar Harry Kane

Komentar tersebut muncul ketika tim yang dibentuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyelidiki asal-usul Covid-19. Penyelidikan yang dimulai akhir bulan lalu tersebut diawali dengan pertemuan secara daring antara ilmuwan China dan tim WHO.

Dalam forum itu, Zeng menukil sebuah penelitian di Italia menunjukkan bahwa Sars-CoV-2, nama resmi virus corona, beredar justru di antara individu tanpa gejala di Italia beberapa bulan sebelumnya yang kemudian dilaporkan di Wuhan pada Desember 2019.

Sementara itu, Wu Zunyou, kepala ahli epidemiologi CDC mengatakan, patogen bisa masuk ke negara tersebut dalam impor makanan laut beku atau produk daging.

"Studi tersebut menemukan bahwa antibodi khusus untuk Sars-CoV-2 terdeteksi dalam sampel darah yang dikumpulkan dalam uji coba skrining kanker paru antara September 2019 dan Maret tahun ini," tutur Zeng.

Baca Juga: Jurnalis Metro TV Meninggal Dunia Usai Motornya Tabrak Truk Pengangkut Sampah

Menurut penelitian, 11,6 persen dari 959 relawan sehat telah mengembangkan antibodi virus corona sebelum Februari. Di Milan, para peneliti Italia mengatakan studi mereka tidak membantah asal-usul virus corona.

"Penemuan ini hanya mendokumentasikan bahwa epidemi di China tidak terdeteksi pada waktunya," kata Giovanni Apolone, direktur ilmiah National Cancer Institute dan salah satu penulis studi tersebut.

Pada konferensi daring, Zeng mengatakan Covid-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan berkat pembentukan sistem pemantauan pneumonia yang didirikan setelah wabah sindrom pernapasan akut yang parah, atau SARS, 17 tahun lalu.

Baca Juga: Unggulkan Tottenham Hotspur, Pep Guardiola Ungkap Kelemahan Manchester City dalam Cetak Gol

"China telah membangun sistem pemantauan terkemuka dunia untuk melaporkan pneumonia yang tidak diketahui sejak wabah SARS pada tahun 2003. Kami selalu waspada," katanya.

"Berkat sistem ini, kami dapat menjadi yang pertama di dunia yang mengidentifikasi Covid-19."

China mengatakan, studi Italia dan penelitian serupa lainnya menunjukkan bahwa asal mula virus adalah masalah ilmiah yang kompleks, dan penelusuran asal adalah proses berkelanjutan yang mungkin melibatkan banyak negara.

"China akan terus mengambil bagian dalam penelitian ilmiah global dalam melacak asal dan rute penularan virus, dan bekerja dengan komunitas internasional lainnya untuk berkontribusi pada kerja sama global dalam memerangi Covid-19 dan virus lainnya," ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian.

Baca Juga: Instruksi Mendagri Tito Karnavian Disebut-sebut Hendak Sasar Anies Baswedan

Sebelumnya Studi baru menemukan virus corona Covid-19 sudah beredar di Italia sejak September 2019, bukan Februari 2020 seperti yang dilaporkan sebelumnya.

Ini merupakan hasil penelitian dari National Cancer Institute (INT) kota Milan, Italia. Penelitian ini memiliki kesimpulan awal virus Covid-19 sudah menyebar ke luar China lebih awal laporan yang ada.***

Editor: Dini Yustiani

Sumber: South China Morning Post

Tags

Terkini

Terpopuler