JURNAL GAYA- Monkey Pox atau cacar monyet tengah menghebohkan jagad maya dengan keganasan virus yang bermula menjangkiti kawanan monyet.
Bukan sembarang istilah, Monkey Pox atau cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958, demikian dilansir dari CDC (Center for disease, Control and Preventation).
Konon, Monkey Pox pertama kali menjangkiti manusia pada tahun 1970 di Kongo. Virus ini sebagian besar terjadi di daratan Afrika Barat dan Tengah.
“Di Afrika, bukti infeksi virus cacar monyet ditemukan pada banyak hewan termasuk tupai tali, tupai pohon, tikus rebus Gambia, dormice dan berbagai spesies monyet,” ujar badan kesehatan PBB.
Baca Juga: Siap Banjir Rezeki dan Pahala! Ini 5 Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jumat
Dari Channel News Asia kasus Monkey Pox sudah menjangkiti warga Inggris, Portugal, Spanyol dan USA.
Monkey Pox menyebabkan demam sebelum muncul ruam seperti cacar di muka dan seluruh badan.
Monkey Pox juga menyebabkan sakit kepala.
Menurut kanal Youtube WION tujuh jam lalu, Kanada sudah menerima laporan tiga belas kasus Monkey Pox.
Monkey Pox dapat menyebar melalui kontak fisik dan tatap muka dari pasien yang terjangkit.
Penyakit ini biasanya berlangsung selama dua sampai empat minggu dan gejala dapat muncul di mana saja dari lima sampai dua puluh satu hari setelah menginfeksi.
Ternyata penyakit ini sudah pernah dibahas pada tahun 2019. Sejauh ini Monkey Pox belum ditemukan di Indonesia.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Anung Sugihantono, MKes tetap menyuruh masyarakat untuk menjaga kebersihan, mencuci tangan dengan sabun dan menghindari kontak langsung dengan tikus.
Baca Juga: Lee Je Hoon Si Taxi Driver Diisukan Menikah, Agensi Bereaksi Keras dan Siapkan Tindakan Hukum
Kabarnya, imunisasi cacar dapat mencegah penyebaran penyakit ini. Dan, pada tahun 2019 di Amerika Serikat sudah disetujui adanya Vaksin Cacar Jynneos. ***