Solo Kembali Menjadi Tuan Rumah Festival Payung Indonesia X, Saksikan Kemeriahannya

- 9 September 2023, 09:46 WIB
Festival Payung X
Festival Payung X /JG/Jun/Panitia Festival Payung X

Innes melanjutkan, mereka yang datang dari Nulis Aja Dulu adalah para mentor Ruang Belajar Cerpen yaitu Mas Kurnia Effendi (merangkap editor buku FesPin), Prasetyo Utomo, Achie TM, Gol A Gong, Rani Aditya, Katarina Retno dan Hermawan Aksan (Mentor Ruang Belajar Editing). Para finalis NAD Akademi satu dan dua yaitu Jenny Seputro, Eki Saputra, Erlyna, Prima Taufik, Windy Martinda, Alfian Budiarto, Baron Negoro, Puput Sekar, Syarwini dan Yuke Neza. Sementara Ruhyat Hardadinata adalah wakil Admin NAD dan Ecka Pramita dari divisi pemberitaan NAD. Di jalur puisi dan cerpen NAD juga mengundang Genoveva Dian, Jauza Imani, Naning Scheid, Ratna Ayu Budiarti, Yekti Sulistyorini dan Diajeng Maya.

“Voila! Publishing dan Nulis Aja Dulu sangat bangga bisa menjadi bagian dari acara ini. Semoga Festival Payung Indonesia semakin jaya dan rutin diadakan setiap tahunnya. Semoga kerja sama dengan kami juga tak pernah putus. Mengutip ungkapan seorang Filsuf Romawi, Cicero, sebuah kamar tanpa buku seperti tubuh tanpa jiwa. Mungkin di masa depan FESPIN tanpa buku seperti festival tanpa jiwa,” pungkas Innes.

Baca Juga: TERLENGKAP! Inilah Kunci Jawaban Game Words of Wonders (WOW) Teka-teki Harian, Sabtu, 9 September 2023

FESPIN dan Ruang Kesetaraan

Selain FESPIN sebagai ruang literasi, FESPIN juga menjadi RUANG KESETARAAN (egaliter) bagi anak-anak disabilitas dalam menampilkan karya-karya kreatifnya. Pada FESPIN tahun ini, beberapa grup seni, seperti Pusat Olah Seni Budaya Mulyo Joyo Enterprise (Surabaya) menampilkan penari-penari disabilitas, Esaje Sikop dan Kreasi Tuli Indonesia by Akeyla Naraya (Kabupaten Karawang) menampilkan para model disabilitas, serta Studio Koepokoe (Bantul) menampilkan karya seni rupa anak-anak istimewa (autis). Yang menarik, terdapat dua remaja putri tuna rungu yang bekerja sebagai pembuat payung tradisi di Home Industri Payung Lukis Ngudi Rahayu, Juwiring, Klaten. Payung Lukis Ngudi Rahayu mulai melakukan regenerasi pembuat payung tradisi untuk mencegah kepunahan.

Sejumlah 65 grup seni pertunjukan, 8 grup fashion show, dan 33 kelompok UMKM/Komunitas Kreatif dari Sabang, Riau, Bandar Lampung, Banda Aceh, Palembang, Bengkulu, Sumba Timur, Medang, Padangpanjang, dan kota-kota Indonesia lainnya, telah berpartisipasi pada FESPIN 2023.

“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Kemenparekraf RI, DISBUDPAR Kota Surakarta, DISPORPORA Provinsi Jawa Tengah, semua partisipan dan semua pihak yang telah terlibat dan berpartisipasi pada FESPIN 2023 dalam perhelatan kreativitas kolektif FESPIN 2023. Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada Sankamphaeng Culture Center dan Tonpao Municipality yang tetap merawat hubungan sister-festival dua negara Indonesia-Thailand, serta kepada Mai Kikuchi (Jepang), Sindhu Raj (India), dan Edgar Freire (Ekuador),” ucap Heru.

Heru Mataya berharap, semoga kita terus bergerak bersama mencintai dan merawat warisan budaya lokal Indonesia dan meningkatkan jejaring kerja antarkomunitas, antar-grup seni, dan antarbangsa.

Bumi rumah kita, bukan hanya tempat singgah, maka harus dipelahara dan dijaga kelestariannya.

Nature is not a place to visit, it is home.
(Gary Snyder).***

Halaman:

Editor: Juniar Rodianur


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah