Jutaan Nomor WhatsApp Telah Diblokir! Hati-hati Kirim Pesan Hoax Berantai

- 20 November 2020, 13:12 WIB
Fake news bagian dari hoax
Fake news bagian dari hoax /Pixabay

Jurnal Gaya – Efek munculnya para buzzer dalam konstalasi Pilpres tahun 2019 kemarin, berita hoax menyebar ke seluruh Indonesia.

Menggunakan UU ITE pihak kepolisian perlahan menyisir para penyebar hoax dan menghadapkannya ke pengadilan.

Begitupun saat terjadi pandemic Covid-19, berita yang tidak valid kebenarannya dan cenderung menakut-nakuti masyarakat, menyebar melalui berbagai aplikasi medsos di dunia maya.

Baca Juga: Jual Voucher 12x Lebih Banyak Selama 11.11, ShopeePay Berdayakan Bisnis Masyarakat

WhatsApp sebagai salah satu aplikasi perpesanan yang sangat popular ikut juga memberantas hoax di dunia maya.

Seperti yang dikutip Jurnal Gaya dari ANTARA, Kamis 19 November 2020. WhatsApp pada Kamis menyatakan telah memblokir lebih dari 2 juta akun penyebar hoaks, sejalan dengan fokus pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam memerangi penyebaran misinformasi saat pandemi.

Data internal Kominfo menunjukkan sejak 23 Januari hingga 18 Oktober terdapat 2.020 konten hoaks seputar COVID-19 beredar di media sosial, sementara yang sudah diturunkan (take down) berjumlah 1.759.

Baca Juga: Kepala BNPB Ingatkan Protokol Kesehatan Meski di Pengungsian

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Pangerapan mengatakan Kominfo dalam menangani konten yang berpotensi hoaks, selalu melakukan pengujian fakta, verifikasi, informasi yang masuk, ke beberapa pihak. Jika memang informasi tersebut, setelah diverifikasi adalah tidak benar, kementerian akan memberi "stempel" hoaks terhadap konten tersebut.

"Kami perlu melakukan pengendalian, bukan untuk membatasi kebebasan berekspresi masyarakat atau kebebasan berpendapat. Tapi, situasi pandemi ini kami perlu meluruskan informasi-informasi yang salah agar tidak meresahkan masyarakat," kata Semuel.

Twitter pun melakukan hal serupa, atas postingan yang diduga tidak sesuai fakta, atau mengaburkan fakta. Cuitan Donald Trump beberapa kali dikenakan stempel dari Twitter, membuat Donald Trump kesal sebab Twitter menjadi andalannya selama ini dalam menyampaikan opini dan sikapnya atas banyak hal.

Baca Juga: HP Realme Harga 1 Jutaan Buat Hunting Pas Gajian, Spek Cakep Gak Bikin Jebol

Kementerian Komunikasi dan Informasi mengidentifikasi terdapat tiga jenis infodemi yang beredar di Indonesia, yang pertama berupa disinformasi, yakni informasi sengaja dibuat salah untuk mendestruksi apa yang sudah beredar. Kedua, malinformasi yaitu info faktual, namun dibuat untuk orang tertentu dengan tujuan tertentu dan infodemi berupa misinformasi, yaitu informasi yang diberikan tidak tepat, namun, tidak ada unsur kesengajaan.

Sravanthi Dev selaku Direktur Komunikasi WhatsApp APAC mengatakan WhatsApp telah mengembangkan mesin yang dapat mengidentifikasi sebuah pesan spam. Meski demikian, dia mengatakan bahwa peran aktif dari pengguna WhatsApp juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah disinformasi ini.

"Ketika kamu melihat pesan berisi spam atau yang tidak ingin dilihat, kami ingin anda melaporkan pesan itu sebagai spam dan kita akan mengambil tindakan," kata Sravanthi Dev dalam jumpa pers virtual, Kamis.

Baca Juga: Jelang MotoGP Portugal 2020, Valentino Rossi Dilanda Kegalauan: Mereka Meninggalkan Saya Sendiri

Sravanthi Dev melanjutkan bahwa WhatsApp dalam beberapa tahun ini juga telah menyesuaikan rancangan produknya untuk membendung disinformasi, yaitu dengan membatasi ketentuan jumlah penerusan pesan (forwarded message) menjadi hanya ke lima kontak dalam satu waktu.

Hal ini membuat jumlah pesan yang diteruskan menurun hingga 25 persen. WhatsApp juga membarui pengaturan Privasi Grup sehingga pengguna dapat meningkatkan keamanan privasi mereka.

Kemudian WhatsApp memperkenalkan label ‘diteruskan/forwarded’ (panah tunggal) dan ‘sering diteruskan/highly forwarded’ (panah ganda), untuk mendorong agar pengguna berpikir dua kali sebelum meneruskan lagi pesan tersebut. Terlebih di masa pandemi COVID-19 ini yang menurut dia semakin banyak pesan hoaks yang beredar.***

 

 

Editor: Qiya Ameena


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah