Agar Tak Mabuk Kepayang, Ini Tips Chef Rennatta Dalam Memilih Keluak

26 September 2020, 19:12 WIB
Chef Renatta /JurnalGaya/instagram renattamoeloek/

JURNALGAYA. Keluak, bumbu khas pada rawon, sayur brongkos atau gabus pucung ini punya banyak nama tergantung dari daerahnya.

Seperti di jawa barat keluak ini dinamakan picung, di betawi di sebut pucung. Lalu ada juga yang menyebutnya pamarrasan, keluwek dan kepayang.

 

Baca Juga: Intip Resep Minuman Bobba Antigagal Ala Master Chef Indonesia Devina Hermawan

 

Baca Juga: Mudahnya Bayar Tagihan Rumah Selama di Rumah Aja

 



Nah, menurut Chef Renatta untuk dijadikan sebagai bumbu masak pilihlah keluak yang sudah tua dengan isi berwarna cokelat kehitaman agar rasanya tidak pahit.

"sebelum di gunakan rendam terlebih dahulu keluak dengan air panas lalu haluskan bersama bumbu lainnya." Ujarnya seperti dikutip dari Ella.

 

Baca Juga: 5 Fakta Juri MasterChef Indonesia Renatta, Ga Suka Kamera dan Doyan Party

 

Baca Juga: Kabar Gembira, KAI Kini Punya Program Loyalty Railpoint Buat Para Pelanggan Setianya.



Sebelum jadi bumbu, keluak ini harus melalui sebuah proses pengolahan yang panjang karena mengandung racun yang bisa memabukkan.

Dihimpun JurnalGaya dari berbagai sumber, biar tidak mabuk kepayang, keluwak ini harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan racun nya.

 

Baca Juga: Jadwal Bola Malam Ini Liga Inggris MU, Chelsea di Mola TV dan Net, Ini Link Streamingnya

 

 



Seperti apa prosesnya, kita simak bersama di bawah ini yah.

Orang tua kita dulu, untuk menghilangkan racunnya dengan membiarkan buah keluak matang yang berjatuhan terpapar sinar matahari dan hujan untuk menghilangkan selaput pembungkusnya.

 

Baca Juga: MotoGP Catalunya 2020: Valentino Rossi Sempat Tiga Besar, Melorot ke Peringkat Delapan pada Sesi FP3



Tapi saat ini, cara tersebut sudah banyak ditinggalkan. Buah keluak yang matang dikumpulkan dalam karung lalu direndam dalam air.

Hal ini bertujuan agar kulit atau sabutnya mudah dikupas. Setelah didapat kulit cangkang yang keras, keluak ini kembali menjalani proses pencucian dan perendaman selama tiga hari.

 

Baca Juga: Zidane Sebut Barcelona Tetap Kuat Meski Tengah Dilanda Badai Masalah



Setiap 6 jam sekali air rendaman ini wajib diganti untuk menghilangkan racun asam sianida dengan konsentrasi tinggi. karena jika sampai termakan bisa menyebabkan mabuk, dan mungkin istilah mabuk kepayang muncul dari sini.

 

Baca Juga: Australia Ajak Dunia Telisik Asal Usul COVID-19



Setelah itu, lalu masuk dalam proses perebusan dan penyimpanan selama 40 hari, lalu direbus lagi selama 1 jam dan disimpan dalam wadah berisi abu sekam.

Nah, setelah proses panjang itu barulah biji keluak ini siap digunakan sebagai bumbu masakan.

Wah ternyata panjang juga yah pengolahan sadi keluak ini. nah, dari proses yang panjang ini kita bisa belajar lebih menghargai setiap rempah hasil dari bumi pertiwi.****

Editor: Gayatri Pinandito

Tags

Terkini

Terpopuler