3 Ciri Khas Ini, Bikin Roti Bakar Gang Kote Jadi Legenda Di Kota Bandung

- 6 September 2020, 19:39 WIB
roti bakar gang kote masih menggunakan arang untuk membakar roti
roti bakar gang kote masih menggunakan arang untuk membakar roti /jurnalgaya/denny suryadharma/denny suryadharma

JURNALGAYA. Sore baru menjelang saat gerobak roti itu mulai diparkir tepat di mulut Gang Kote. Puluhan bungkus roti berbagai ukuran mulai dibuka satu persatu, sementara itu arang kayu mulai dinyalakan.

Satu persatu, Saiful (50) di bantu beberapa orang pegawainya mulai mencatat berbagai pesanan dari pelanggan. Dan satu demi satu roti yang telah di olesi berbagai macam selai dibakar.

Sesuai dengan namanya, roti ini benar benar di bakar di atas arang. Tidak seperti kebanyakan roti bakar yang dimasak dengan cara dipanaskan di atas wajan dan diberi mentega.

Panas bara arang membakar selai yang ada dalam roti, membuatnya meleleh dan menebarkan aroma bakaran yang khas. Khas aroma coklat, kadang aroma daging atau keju. Ah pokoknya membuat betah menunggu meski tidak ada kursi yang memadai. Karena memang tidak disediakan tempat duduk.

“Ayah saya sudah berjualan sejak tahun 70 han, tempat nya tidak pindah – pindah ya tetap di mulut Gang Kote ini” Ujar Ali saat disambangi di tempat jualannya.

Meski hanya berupa gerobak sederhana, namun pelanggannya sampai ke luar kota Bandung. Di saat musim liburan, atau sabtu minggu banyak pelanggan sebelum kembali ke Jakarta, Bogor, Kerawang, Depok mampir terlebih dahulu untuk membeli roti bakar 234 ini.

“Bahkan ada pelanggan setia dari kota Surabaya, yang masih suka datang. Kalo mau pulang pake kereta malam, pasti mampir untuk bekal dalam perjalana” ujarnya.

Menurutnya, dulu namanya Roti bakar 555, lalu sekitar tahun 1989 mulai produksi roti sendiri. Agar lebih mudah namanya tetap menggunakan angka yaitu 234. Tapi orang – orang memanggilnya roti bakar gang kote sampai saat ini.

“Kualitas bahan-bahan pembuat roti, selai, mentega, kornet dan keju kita pakai yang terbaik agar pelanggan tidak kapok” Ujarnya.

Dan hal itu memang terbukti, dengan adanya pelanggan yang sudah turun temurun. Salah satunya adalah pelanggan setia asal Palembang yang masih setia hingga saat ini. Jika ke Bandung sudah dipastikan akan mampir, dengan pilihan menu Keju Kornet yang tidak pernah berubah.

“Ada pelanggan dari palembang yang sempat protes, saat irisan keju dirubah jadi diparut. Sejak saat itu, kami tetap menggunakan potongan (irisan) keju diatas kornet. Karena kepuasan pelanggan sangat penting bagi kami” Ujarnya.

Lantas apa yang membuat roti bakar gang kote ini jadi istimewa, sampai sampai pelanggannya susah untuk berpindah ke roti bakar lain.

1. Menggunakan Arang

Nah, mungkin ini salah satu ciri khas yang masih dipertahankan sampai sekarang. Tidak gampang membuat bara arang yang menyala stabil. Aroma bakaran khas berbadu dengan roti yang tebal membuat rasanya nempel terus di lidah.

2. Roti Buatan Sendiri

Roti bakar gang kote ini, menggunakan roti produksi sendiri. Teksturnya tebal dan renyah saat dinikmati. Arang ini menjadikan roti dengan tekstur tebal menjadi kering diluar tapi dalam masih tetap lembut. Dan lagi – lagi ini ciri khas dari roti gang kote.

3. Selai buatan Homemade

Kalo baru pertama kali datang, pasti sedikit bingung karena pilihan selainya ada berbagai macam. Ada kacang, srikaya, strobery, blubery, lobi-lobi dan masih banyak aneka rasa lainnya. Olesannya juga banyak, sampai lumer ke kertas pembungkus roti bakarnya, jadi dijamin puas saat menikmatinya.

Rasanya juga oke, karena diproduksi secara homemade dari beberapa sentra industri selai dari kota Bandung.

Selain di gang kota, roti bakar ini juga bisa dijumpai di Jalan Suryani. Rasa dan kualitasnnya tidak berbeda, karena yang jual sama. “Kami sekeluarga meneruskan ini, secara bergilir kami berjualan di gang kote. Kalo pas saya lagi libur ya jualan di rumah, karena pelanggan lama sudah hapal daerah ini dimana orang tuanya pernah tinggal dikawasan ini” pungkasnya.***

 

 

Editor: Gayatri Pinandito


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah