Kenali Voluntourism, Traveling yang Bawa Misi Promosi dan Pemberdayaan Sosial

- 9 September 2020, 06:01 WIB
/DINI YUSTIANI/JURNALGAYA.COM/

 

JURNAL GAYA  - Tren melancong bergaya voluntourism memang lagi melanda dunia. Pandemi pun tak menghalangi langkah mereka untuk berkelana.

Tren ini juga yang menggugah Wanderlust Indonesia untuk membuat tren baru dengan sebutan Voluntourism. Ide jalan - jalan unik ini, mengolaborasikan tren berwisata dengan aktivitas ang berkiblat sosial dan pemberdayaan masyarakat setempat.

Lebih mumpuni lagi, Wanderlust punya visi travelling yang berbasis ramah lingkungan. Selain membangun kultur less waste atau pengurangan sampah plastik di tempat wisata, traveler juga diajak lebih sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam. 

"Dalam setiap perjalan wisata, kami selalu ingin mengemasnya menjadi sebuah cerita. Kami akan ajak traveler untuk berinteraksi dengan warga setempat, memahami sisi kearifan lokalnya hingga memberdayakan ekonomi masyarakat di sana," ujar Sales Marketing Wanderlust Indonesia, Triana Septiani kepada JurnalGaya.
 
 


Ia mengisahkan, bukan sebatas travel biro biasa Wanderlust juga lahir dari gagasan Dini Hajarrahmah yang ingin menciptakan mainstream baru di dunia wisata. 
 
Dengan titel voluntourism, ia punya tujuan besar untuk memberdayakan potensi ekonomi dan kearifan lokal di setiap destinasi wisata.

Di tahun 2015, ia mengawali langkahnya dari kawasan wisata Ujung Kulon. Lalu ia beranjak ke beberapa tempat seperti Cibuluh, Subang, Kramat Wangi, Garut, 
Punan Mahkam, Kalimantan Timur, Labuan Bajo dan masih banyak lagi.

"Jadi setiap traveler yang kami bawa ke satu destinasi, mereka harus meninggalkan impact yang baik di tempat itu. Dulu diawali sama CEO kita Dini Hajarrahmah yang punya latarbelakang pendidikan di bidang wisata. Kalau sekarang kita ada 8 orang," ungkapnya.

Triana menjelaskan, dalam voluntourism banyak pengalaman baru loh yang bisa traveler dapatkan. 
 
Kesan itu didapatkan saat kita berinteraksi demgan warga setempat, menggali berbagai sisi menarik dari desa ynh disinggahi hingga urusan berbagi ilmu yang berkaitan dengan etika pariwisata.

"Aktivitas volunteer itu kita usung dengan cara berbagi ilmu soal gimana etika memandu wisata, gimana prilaku yang baik saat menyambut pengunjung hingga memggali potensi ekonomi yang ada di sana," katanya.

Ia mencontohkan, saat ini Wanderrlust banyak berkolaborasi dengan UKM lokal yang tersebar di beberapa desa wisata yang dikunjungi. Sebut saja di Cibuluh, Subang, pihaknya juga berkolaborasi membuat alat makan makan dari bahan bambu. 

Alat makan itu terdiri dari sedotan, sendok, garpu hingga pisau yang dikemas menarik dan mudah dibawa saat traveling. 
 
Tak hanya Subang, Wanderlust juga menjual Carumeng atau kacamata renang tradisional yang dibuat oleh masyarakat di Labuan Bajo.

"Di setiap desa binaan, kita pengin membawa perubahan baik dari sisi ekonomi. Kita gali potensinya lewat berbagai produk kearifan lokal yang memang mendukung kampanye less waste," jelas Triana.***



 

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x