Kelebihan dari awug ini, terdapat pada teksturnya yang kenyal, empuk dan manisnya pas di lidah. Selain itu, semua bahan awug, mulai dari beras, gula aren serta kelapa, kondisinya segar dan berkualitas mumpuni.
Mulai jam 10.00 pagi, kamu bisa memburu penganan ini dalam kondisi masih hangat. Tak heran, selama dijajakan, asap dari aseupan pun selalu mengepul di samping gerobak.
Dengan tangannya yang gesit, Asep Syukur, anak dari Ajang membuat racikan awug dengan bantuan aseupan yang berbentuk kerucut. Saat pembeli datang, awug pun mendadak ditumpahkan dari kukusan.
Tampilan prima dari awug, dibuat dengan cara membuat layer atau susunan berdasarkan isiannya. Saat dikukus, awug terlebih dulu disusun dari beras dan gula secara bergantian.
Tak butuh waktu lama, saat matang penganan yang berbentuk piramida ini bisa dituangkan, kemudian dipotong-potong sesuai permintaan pembeli.
“Seperti yang diceritakan pembeli, awug buatan kami memang cita rasanya lebih asli dan tak gampang basi," ujar Asep menjelaskan.
Lezatnya awug ini tak main main. Ini semua bersumber dari pemilihan bahan yang terbaik. Misalnya untuk beras jenisnya harus pandanwangi, gula aren asal Banjar dan kelapa pun harus dalam kondisi segar.
Setiap harinya, Asep mempersiapkan dua kuintal beras pandanwangi sebagai bahan dasar. Sementara gula merah atau gula aren, sekitar 100 kilogram serta puluhan buah kelapa.
Untuk mendapatkan tekstur yang empuk dan lembut, beras terlebih dulu harus direndam selama 12 jam. Selanjutnya, beras ditepung hingga halus.