Wisatawan yang Datang ke Jabar, Siap-siap Di Rapid Sudah Disiapkan 26.700 Alat Rapid Test

- 29 Oktober 2020, 10:47 WIB
KEPALA Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik (kanan) mendampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat melakukan kunjungan kerjanya ke Pangandaran belum lama ini.*/AGUS KUSNADI/KABAR PRIANGAN
KEPALA Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik (kanan) mendampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat melakukan kunjungan kerjanya ke Pangandaran belum lama ini.*/AGUS KUSNADI/KABAR PRIANGAN /
 
 
JURNAL GAYA--Pemprov Jabar, ketat memberlakukan protokol kesehatan di setiap tempat wisata. Bahkan, menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat Dedi Taufik, ia sudah blusukan menyusuri sejumlah daerah dan destinasi wisata. 
 
Menurut Dedi, tujuannya untuk memastikan protokol kesehatan diterapkan dengan baik untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 saat libur panjang. Pengecekan sudah dilakukan dalam beberapa hari terakhir ke wilayah Sukabumi hingga Pangandaran. 
 
Antisipasi lainnya, menurut Dedi, adalah menyiapkan alat pengetesan secara acak sesuai dengan instruksi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Pemeriksaan tersebut dilakukan secara masif pada Kamis (29/10) seiring dengan prediksi peningkatan kunjungan hingga akhir pekan. Bahkan, di beberapa daerah, seperti Kabupaten Bandung sudah memulai rapid tes.
 
 
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kata dia, menyiapkan 26.700 alat rapid test antibodi untuk wisatawan yang datang ke Jabar. Ada 54 titik untuk pemeriksaan rapid test bagi wisatawan secara acak. Petugas di lapangan tak hanya dibekali oleh rapid test, tetapi juga 14.400 VTM dan 1.935 hazmat bagi petugas pemeriksa.
 
 “Rapid tes screening awal untuk nanti ditindaklanjuti swab tes. ini dilakukan secara acak," ujar Dedi, Kamis 29 Oktober 2020.
 
Rapid tes ini penting, kata dia, sebagai bagian dari screening agar tidak ada peningkatan kasus Covid-19 setelah libur panjang. "Ini pun agar wisatawan bisa merasa aman dan tenang,” katanya.
 
 
Dedi mengatakan, mendatangi hotel, restoran dan tempat wisata termasuk area publik yang tidak berbayar. Sebelum melakukan pengecekan langsung, ia dan beberapa kepala dinas di tingkat kabupaten kota serta elemen terkait termasuk divisi penanganan kesehatan rutin melakukan rapat persiapan menghadapi libur panjang di tengah pandemi.
 
Hasilnya, menurut Dedi, ia memastikan protokol kesehatan sudah banyak diterapkan oleh pelaku industri pariwisata dan pengelola wisata alam. Dari mulai pengecekan suhu tubuh, pembatasan kapasitas pengunjung hingga pembenahan infrastruktur pendukung.
 
 
“Kami monitor sekaligus melihat kesiapan ke tempat destinasi wisata dari wilayah Barat hingga Timur (Jawa Barat) sampai Pangandaran. Di public space (tempat publik) kami sudah bagikan masker dan edukasi,” katanya.
 
 
Dedi memastikan, tempat cuci tangan di destinasi wisata alam, hotel dan restoran sudah banyak yang siap. Begitu juga, dengan penggunaan masker dan pesan tempat secara online juga sudah berlaku.
 
 
Menurut Dedi, berbagai upaya itu tidak terlepas dari instruksi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang tidak ingin ada peningkatan kasus saat libur panjang idul fitri lalu. Saat itu, terjadi kenaikan jumlah kasus harian dan kumulatif mingguan sekira 69 persen hingga 93 persen dengan rentang waktu 10 sampai 14 hari.
 
“Di sisi lain, kami meminta wistawan yang datang ke berbagai tempat untuk ikut berpartisipasi dengan tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan yang ada,” katanya.
 
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta kepada jajaran kepolisian untuk meningkatkan pengamanan saat libur panjang pada akhir Oktober 2020. Swab tes dan rapid tes secara acak bagi wisatawan yang datang ke Jabar harus dilakukan. Ia pun meminta komitmen bagi pemilik obyek wisata untuk menerapkan protokol kesehatan.
 
“Jangan kaget nanti diberhentikan dengan baik dan sopan oleh tim satgas dan polisi untuk PCR dan rapid test secara acak. Mudah-mudahan tidak ada yang positif. Saya imbau kepada kafe, restoran, bar, mohon memastikan dari sekarang pengaturan jarak, sirkulasi udara yang ditemukan pelanggaran,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
 
 
Sementara menurut, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar Herman Muchtar menyebut momentum libur panjang diharapkan bisa meningkatkan okupansi hotel secara merata. 
 
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jabar, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel pada Agustus 2020 mencapai 34,95 persen. Jika dibandingkan dengan Juli, TPK mengalami kenaikan 7,78 poin dari 27,17 persen. Herman mengungkapkan, okupansi hotel di Jabar pada September berada di angka 15 – 20 persen. “Hotel bintang agak lebih baik dari hotel melati. Hotel bintang di atas 20 persen, sedangkan hotel melati di bawah 15 persen,” katanya.
 
 
 
 

Editor: Qiya Ameena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x